Tamanrejo ( 05/03/2016 ) Memastikan akses pendidikan menengah merupakan salah satu tantangan Kabupaten Blora di masa mendatang. Sebagai salah satu indikator kualitas Sumber Daya manusia, pendidikan menengah dengan kualifikasi – kualifikasi tertentu sangat dibutuhkan demi terwujudnya kemajuan Kabupaten Blora. Pendidikan merupakan pintu gerbang sebuah daerah untuk mengelola segala potensi yang ada.
Kecamatan Tunjungan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Blora yang memiliki potensi pengembangan pendidikan yang menjanjikan. Ragam pilihan pendidikan di Kecamatan tunjungan antara lain, Sekolah Menengah Atas dengan jurusan regular IPA dan IPS, Sekolah Kejuruan dengan pilihan keahlian di berbagai bidang dan pesantren – pesantren. Dengan perencanaan dan pengeloaan tata ruang daerah yang baik, Kecamatan Tunjungan dapat menjadi sentra pendidikan yang untuk mempersiapkan SDM – SDM Blora yang berkualitas.
Salah satu lembaga pendidikan yang potensial di Kecamatan Tunjungan adalah Yayasan Pendidikan Al Alif. Terletak di jalan Jenderal Gatot Subroto KM 03 dukuh Setro Desa Tamanrejo Kecamatan Tunjungan, Yayasan Pendidikan Al Alif memiliki tiga jenis pendidikan. Pendidikan Umum di MTs dan SMK Agribisnis Al Alif, Pendidikan Kegamaan di Madrasah Al Alif ( Madrasah Ibtidaiyyah dan Wustho ) dan Pesantren Al Alif ( Pengkajian literatur – literatur klasik karya para ulama nusantara dan rehabilitasi kejiwaan ). Selain mengelola pendidikan formal dan kegamaan, Yayasan al alif juga merupakan salah satu pesantren pengembangan jama’ah Thariqah Syadziliyyah di Kabupaten Blora.
Muhammad Nasir ( 48 ) ketua Yayasan Al Alif merupakan tokoh kunci dalam pengembangan lembaga ini. Dalam kesehariaannya, Kyai Nasir ( sapaan akrab KH. Muhammad Nasir ) memiliki banya kesibukan di berbagai bidang. Selain merupakan ketua, pendiri dan pengasuh Yayasan Pendidikan dan Pesantren Al Alif, Kyai Nasir juga merupakan salah satu dari A’wan Syuriyah ( anggota dewan penasehat ) PCNU Kabupaten Blora.Tidak hanya itu, Kyai progressif ini juga merupakan Mudir ‘Am Syu’biyyah ( Ketua tingkat kabupaten ) Jama’ah Ahli Thariqah al Mu’tabarah An Nahdliyyah Kabupaten Blora. Kyai Nasir juga merupakan salah satu Da’i Kamtibmas di Kepolisian Resort Kabupaten Blora.
Merintis sebuah lembaga pendidikan dengan tiga pendekatan ini tidak dimulai dengan mudah. Kyai Nasir menyampaikan kepada Bloranews.com tentang masa – masa awal perjuangan di dukuh Setro Desa Tamanrejo ini.
“ Di masa – masa awal, santri di Al Alif berjumlah 17 orang, mereka adalah para siswa dari sekolah – sekolah umum di Tunjungan. Di waktu pagi mereka sekolah di SMA Negeri 1 Tunjungan, Madrasah Aliyah Negeri, SMK Ma’arif Tunjungan dan SMK Negeri 1 Blora dan di sore hari para siswa ini mengikuti kajian diniyah “ tutur Kyai Nasir.
Seperti lazimnya pesantren – pesantren di tanah air, masyarakat sekitar tidak langsung dapat menerima keberadaan pesantren Al Alif. “ Di awal berdirinya, para santri sering bermasalah dengan masyarakat sekitar. Bukan masalah besar, biasanya karena kalah dalam permainan bola di sore hari anak – anak muda desa sering bersitegang dengan para santri “ jelas Kyai Nasir. “ Tapi perlahan masyarakat semakin akrab dengan Yayasan karena mereka banyak dilibatkan dalam kegiatan – kegiatan di Al Alif, seperti pengembangan pertanian, peringatan hari besar islam yang dilaksanakan oleh pesantren dan kegiatan – kegiatan lainnya” lanjutnya.
Saat ini Yayasan Al Alif melalui Pesantren Al Alif mendidik sekitar lima ratus santri dan pelajar, dengan 360 santri muqim ( tinggal di asrama Al Alif ). Mengelola SMK Agribisnis dengan beberapa jurusan diantaranya, Jurusan Pengembangan Pertanian, Jurusan Peternakan Ruminansia dan Unggas, Jurusan Multimedia, Jurusan Teknik Sepeda Motor ( TSM ) dan Jurusan Ekonomi Syariah.
Yayasan Pendidikan Al Alif dengan tiga jalur pendidikannya dapat menjadi inspirasi bagi Pemerintah Kabupaten Blora dalam merencanakan tata kelola penyelenggaraan pendidikan. Hal ini untuk menunjang kebutuhan – kebutuhan SDM Kabupaten Blora selain pada pemenuhan kemampuan afektif, kognitif dan psikomotorik saja, melainkan juga pendalaman spiritual dan peningkatan kemampuan wirausaha.
Reporter : M. Eko Hadi S.
Fotografer : Az Zulfa
