fbpx

DITANYA SOAL HUBUNGAN NU DAN POLITIK, INI JAWABAN TEGAS PCNU BLORA

Blora – Dalam memandang politik, Nahdlatul Ulama (NU) memiliki tiga perspektif. Meliputi politik kebangsaan, politik kerakyatan dan etika politik. Ketiga hal tersebut telah dirumuskan oleh Rais Am PBNU periode 1999 – 2014, KH MA Sahal Mahfudh.

Hal ini disampaikan Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Blora, Yunus Bachtiar, dalam seminar bertajuk Memahami Arti Politik dalam Berbangsa dan Bernegara.  Kegiatan ini juga dirangkai dengan pelantikan PC PMII Blora masa khidmat 2017/2018.

 

Ilustrasi : NU online

 

“Contoh politik kebangsaan adalah, hanya NU dan badan otonomnya yang secara konsisten berikrar bahwa NKRI Harga Mati !,” ucapnya di lokasi kegiatan, Gedung IHM NU, Jetis, Kecamatan  Blora Kota, Minggu (19/08).

Sedangkan untuk politik kerakyatan, Yunus mencontohkan NU yang konsisten membela mereka yang lemah dan terzalimi. Dalam penjelasannya, Yunus juga mengingatkan kepada para kader PMII tidak meninggalkan tanggung jawab sosial yang diembannya.

“Mahasiswa yang melakukan studi anggaran, kemudian menyampaikan rekomendasi kepada pemerintah sehingga kemiskinan dapat ditekan merupakan implementasi dari politik kerakyatan. Yaitu, perjuangan untuk mengadvokasi kaum marjinal,” lanjutnya.

Terkait etika politik, Yunus mengatakan saat ini ada dua hal dalam etika politik. Sebagian besar masyarakat politik merupakan fitnah. Pandangan ini mengakibatkan munculnya sikap apatisme terhadap politik.

“Yang kedua, adalah politik sebagai obsesi. Pandangan ini mengakibatkan seseorang atau politisi menjadikan kekuasaan sebagai tujuannya. Dan etika politik NU menurut Kyai Sahal adalah, politik sebagai amanah, wasilah untuk mendapat berkah,” ujar Yunus.

Menanggapi situasi terkini, terpilihnya KH Maruf Amin yang merupakan Rais Am PBNU sebagai bakal calon wakil presiden pendamping Jokowi, Yunus mengatakan bahwa hal ini merupakan respon NU terhadap panggilan bangsa.

“Kyai Maruf hadir (bersedia menjadi bakal cawapres Jokowi) memenuhi panggilan bangsa. Ini urusan kebangsaan, jadi masihkah kita mempertanyakan hal ini ?,” pungkasnya diiringi riuh tepuk tangan dari para hadirin.

 

Reporter : Imanan WT.