fbpx

HARGA CABAI ANJLOK, PETANI MINTA PEMERINTAH PEKA

Ketua Gapoktan Bina Tani Desa Purworejo Kecamatan Blora Kota,Sukirno (33), menunjukkan hasil panen cabai merahnya.

Blora – Harga cabai di musim kemarau tahun ini terjun bebas. Petani cabai di Blora berharap pemerintah segera melakukan langkah konkret untuk menyelamatkan harga komoditas ini. Peristiwa anjloknya harga cabai ini terjadi dalam seminggu terakhir.

“Kami, para petani cabai tidak tau penyebab harga anjlok. Kami berharap, pemerintah tidak berlindung di balik hukum pasar, dimana saat barang melimpah harga drop,” keluh Ketua Gapoktan Bina Tani Desa Purworejo Blora Kota, Sukirno (33), Jumat (31/08).

 

Ketua Gapoktan Bina Tani Desa Purworejo Kecamatan Blora Kota,Sukirno (33), menunjukkan hasil panen cabai merahnya.

 

Sukirno mengungkapkan, peristiwa anjloknya harga komoditas cabai merah terjadi pada seminggu terakhir. Sebelumnya, harga cabai per kilogram berada di kisaran Rp. 11 ribu hingga Rp. 12 ribu. Namun, saat ini, harga cabai merah per kilogram hanya berada di angka Rp. 5 ribu.

Sebagai informasi, biaya pemeliharaan satu batang tanaman cabai mencapai Rp. 7 ribu. Dalam satu hektar lahan, para petani bisa menanam hingga 15 ribu batang cabai. Sehingga, biaya produksi untuk satu hektar tanaman cabai merah mencapai Rp. 105 juta.

“Dengan nilai jual yang hanya Rp. 5 ribu per kilogram, petani bisa rugi antara Rp 30 juta sampai Rp. 60 juta, mas,” lanjutnya.

Untuk mengurangi dampak kerugian, petani yang tergabung dalam Gapoktan Bina Tani, terpaksa menekan biaya produksi. Di musim kemarau ini, petani di Gapoktan Bina Tani menanam cabai di lahan seluas 5 hektar.

“Musim kemarau ini, petani hanya menanam di lahan seluas 5 hektar. Untuk musim labuhan (pancaroba –red), rencananya kita akan menanam cabai di lahan seluas 25 hektar. Ada ratusan petani yang menanam cabai di musim labuhan nanti,” lanjutnya.

Sukirno berharap, pemerintah melakukan langkah konkret untuk menyelamatkan petani dari kerugian. Salah satunya, dengan menampung hasil panen para petani cabai atau melakukan langkah-langkah lainnya.

“Atau dengan menetapkan standar harga minimal untuk komoditas hasil pertanian. Sehingga, saat menjelang panen, petani sudah tau kepastian harganya,” harapnya.

Reporter : Puguh Nurdiansyah