fbpx

HAUL XI MBAH NADJIB : BUAH KEIKHLASAN PENDIRI PESANTREN

Santri di Pesantren Ngadipurwo berasal dari kawasan Blora, Rembang, Grobogan dan sejumlah daerah lainnya.

Blora – Pesantren Al Hikmah Ngadipurwo, saat ini menjadi tempat bagi ratusan santri dari berbagai tempat untuk mengkaji ilmu agama. Tak hanya itu, di pesantren ini para santri juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial maupun kepemudaan.

“Mungkin, Abah (KH Nadjib Suyuthi) tidak pernah mengira Pesantren Al Hikmah akan menjadi seperti sekarang ini. Sebab, di awal berdirinya disini bukanlah gedung pesantren, tetapi hanya mushola tempat ngaji anak-anak,” terang Pengasuh Pesantren Al Hikmah Ngadipurwo M. Jauharul Fuadil Habib (Gus Habib), Rabu (07/02).

 

Santri di Pesantren Ngadipurwo berasal dari kawasan Blora, Rembang, Grobogan dan sejumlah daerah lainnya.

 

Santri di Pesantren Al Hikmah, selain diwajibkan mengikuti seluruh agenda rutin pondok, diperbolehkan pula mengikuti kegiatan di organisasi kepemudaan seperti Ansor dan IPNU-IPPNU.

Beberapa tahun lalu, santri di pesantren ini bahkan menggelar bioskop rakyat dan latihan menulis bersama komunitas Matapena.

Seperti dituturkan KH Nawawi SC dari Tasikagung Rembang mewakili keluarga besar Pesantren Al Hikmah Ngadipurwo pada puncak Peringatan Haul XI KH Nadjib Suyuthi, Selasa (06/02), kemajuan di pesantren ini merupakan buah keikhlasan sang pendiri.

Menurut KH Nawawi SC, pendiri Pesantren Al Hikmah Ngadipurwo KH Nadjib Suyuthi merupakan pribadi yang istiqomah, disiplin, ikhlas, sabar dalam mendidik santri, ta’zim kepada ulama, dan tawadhu’ (rendah hati).

Pendirian Pesantren Al Hikmah Ngadipurwo dimulai dari nol, dan KH. Nadjib Suyuthi bukanlah kyai yang kuat ekonominya.

“Benar-benar dari nol. Di tahun 1988 masih berupa mushola. Karena santri semakin banyak, dan  sebagian santri bukan warga setempat jadi mereka tinggal di sini. Meski dalam kondisi yang serba terbatas, Abah tetap istiqomah mengajar santri,” ucap Gus Habib.

Penyunting : Achmad Niam Djamil