fbpx

KEBAKARAN HUTAN RAWAN TERJADI DI MUSIM KEMARAU, WARGA DIMINTA WASPADA

Kebakaran hutan merupakan salah satu potensi bencana yang rawan terjadi di musim kemarau.

Blora – Kebakaran hutan disinyalir menjadi salah satu potensi bencana rawan terjadi pada musim kemarau tahun ini. Untuk mencegahnya, warga diminta semakin cermat dan waspada dengan meninggalkan kebiasaan yang dapat menimbulkan bencana ini.

“Yang paling sederhana, jangan membuang puntung rokok sembarangan. Selain itu, jangan membuka lahan dengan cara membakar,” himbau Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora, Sri Rahayu, Kamis (26/07).

 

(Foto Ilustrasi ) Kebakaran hutan merupakan salah satu potensi bencana yang rawan terjadi di musim kemarau.

 

Untuk diketahui, sebagian besar wilayah Kabupaten Blora adalah berupa hutan, dan berbatasan secara langsung dengan lahan pertanian warga. Kerap kali, untuk membuka lahan warga melakukan pembakaran gulma (tumbuhan pengganggu).

Meski cara ini lebih murah dan lebih cepat, namun pembakaran gulma di musim kemarau ini dapat menjadi sebab terjadinya kebakaran hutan. Sehingga, BPBD Blora menghimbau untuk meninggalkan metode ini.

Selain itu, BPBD juga memperingatkan tentang potensi bencana lain seperti serangan nyamuk, dan kelangkaan air.

“Dampak lanjutan yang mungkin terjadi adalah adanya kabut asap. Selain itu, serangan nyamuk yang dipicu dengan perubahan cuaca juga rawan terjadi. Dampak yang paling terasa adalah kelangkaan air untuk kebutuhan rumah tangga,” lanjutnya.

Untuk menanggulangi potensi bencana kelangkaan air, BPBD Blora telah mempersiapkan langkah antisipatif. Salah satunya adalah dengan menyiapkan armada distribusi air kepada warga yang membutuhkan.

“Jumlah yang dipersiapkan mencapai lima ratus tanki air, akan kita dropping (salurkan) ke desa yang benar-benar membutuhkan. Tiap tanki air berkapasitas 5 ribu liter,” pungkasnya.

 

Reporter : Abdul Ghofur