fbpx

LEBIH DEKAT DENGAN TRADISI BANCAH : TRADISI SANTRI MENUJU MASA AKIL BALIGH

Tradisi Bancah di Desa Kalangan Tunjungan, beragam manisan dan buah-buahan menjadi sajian dalam tradisi ini. Foto : Bloranews

Tunjungan – Tradisi Bancah merupakan tradisi masyarakat santri yang dilaksanakan sehari sebelum khitan. Maka, tradisi Bancah erat kaitannya dengan proses seorang anak lelaki menuju masa akil baligh. Prosesi Bancah, dimulai dengan berkumpulnya anak lelaki yang akan dikhitan dengan tokoh agama dan guru mengaji desa setempat. Anak lelaki yang akan dikhitan itu, akan membaca Maulid Barzanji, Alqur’an pada bagian Juz ‘Amma beserta artinya dalam bahasan jawa dilanjutkan dengan petuah agama dari tokoh agama setempat.

 

Tradisi Bancah di Desa Kalangan Tunjungan, beragam manisan dan buah-buahan menjadi sajian dalam tradisi ini. Foto : Bloranews

 

Ahmad Fahrian Widodo (10), pelajar dari desa Kalangan Tunjungan ini melepas masa anak-anaknya dengan melakukan tradisi ini. Ditemani ayahnya, Giartono, Fahrian akan membaca Maulid Barzanji dan Juz ‘Amma beserta artinya dalam bahasa Jawa.

“Saya juga ketika akan disunat dulu, melakukan Bancah. Ini merupakan tradisi turun temurun. Sangat penting dilakukan untuk memastikan anak-anak telah tertanam karakter keislamannya sebelum menginjak usia aqil balig,” jelas Giartono Rabu (23/08) malam, disela-sela acara Bancah anaknya itu.

Sebelum membaca Maulid Barzanji, terlebih dulu prosesi ini dibuka dengan pembacaan sholawat oleh Ustad Arifin, guru Madrasah Diniyah desa Kalangan Tunjungan. Kemudian, Fahrian melanjutkan dengan membaca Maulid dan Juz ‘Amma sampai selesai.

Setelah itu, petuah agama disampaikan oleh Kyai Bakri, Modin desa Kalangan Tunjungan. Kyai Bakri dengan panjang lebar menuturkan kewajiban dan larangan seorang lelaki aqil balig dalam agama islam. Selanjutnya, dijelaskan pula makna dari berbagai makanan yang disajikan dalam tradisi Bancah.

“Disini disajikan Kembang Goyang, buah-buahan yang ranum, rengginang dan manisan yang semuanya memiliki makna-makna yang tersirat. Kembang goyang berarti seorang anak yang sudah melaksanakan Bancah telah dianggap dewasa sehingga harus menjalankan kewajiban dan meninggalkan larangan agama. Buah-buahan berarti seorang anak lelaki yang telah melaksankan Bancah harus berbakti kepada orang tua atau menjadi buah hati yang membanggakan. Rengginang melambangkan kemeriahan Bancah dan pengharapan orang tua agar anaknya mampu menjadi berkah bagi sekelilingnya. Sedangkan manisan berarti seorang anak lelaki yang telah melaksanakan Bancah harus bersikap lembut dan santun, bermuka manis kepada masyarakat,” jelas Kyai Bakri.

Prosesi Bancah ditutup dengan doa oleh Ustad Arifin. Pagi ini (24/08) Ahmad Fahrian Widodo mengakhiri masa anak-anaknya dengan melakukan khitan.

Reporter : Aripaki