fbpx

MARIYAM ROSYID : AKTIVIS GERAKAN PEREMPUAN BLORA SEJAK 1964

AKTIVIS GERAKAN PEREMPUAN BLORA SEJAK 1964
Mariyam Rosyid bersama dengan aktivis IPNU Blora Kota. Foto : Bloranews

Blora – Setengah abad lebih, Mariyam Rosyid aktif dalam gerakan perempuan di Blora. Dinamika daerah yang sarat dengan tarik-ulur kepentingan, adu gengsi dan rivalitas politik telah dialaminya. Di usia senjanya, perempuan mengagumkan ini tetap aktif berkiprah di salah satu organisasi perempuan terbesar di Indonesia, Muslimat NU. Semangatnya tak padam, tubuh yang ringkih dan persendian yang aus tidak menghentikannya bergerak dari desa ke desa untuk memimpin agenda PAC (Pimpinan Anak Cabang / kepengurusan tingkat kecamatan) Blora Kota.

 

AKTIVIS GERAKAN PEREMPUAN BLORA SEJAK 1964
Mariyam Rosyid bersama dengan aktivis IPNU Blora Kota. Foto : Bloranews

 

“Saya bergabung di gerakan perempuan Blora sejak tahun 1964, ketika itu masih SMP. Latar belakang keluarga kita sangat memperhatikan bidang keislaman. Bapak saya, Abdul Rosyid merupakan imam masjid agung Baitunnur Blora. Bapak aktif dalam organisasi Masyumi,” ujar Mariyam Rosyid.

Awalnya Mariyam bergabung dengan GSNI (Gerakan Siswa Nasional Indonesia / sayap pelajar Partai Nasional Indonesia). Keinginannya untuk lebih mengikuti organisasi bernafaskan keislaman membuatnya beralih menjadi anggota IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama).

“Dulu ada tiga organisasi pelajar di Blora, ketiganya merupakan sayap partai politik saat itu. GSNI itu sayap pelajar PNI, IPI (Ikatan Pelajar Indonesia) itu sayap PKI dan IPNU-IPPNU itu sayap Nahdlatul Ulama. Ketiganya bersaing berebut pengaruh di Blora,” lanjut Mbah Mariyam. Untuk mendapatkan simpati dari para pelajar, IPNU-IPPNU Blora saat itu bahkan melatih ketrampilan Drumband kepada anggotanya.

Kini, Mariyam bergerak di Muslimat NU Blora Kota. Perhatiannya kepada generasi muda banyak dikemukakan dalam acara pertemuan rutin yang diselenggarakan Muslimat NU, pengajian lapanan Jumat Wage di Baitunnur Blora. Dalam agenda tersebut, Mariam tak lelah menyampaikan gagasan untuk membekali remaja wanita Blora keterampilan ke-ibu-an dan peningkatan peran orang tua dalam pengawasan pergaulan anak.

“Jaman yang semakin maju, membuat kita meremehkan pentingnya wawasan ke-ibu-an. Sering sekali, saya menyaksikan remaja putri yang tidak bisa menyelesaikan urusan dapur, tidak bisa memasak dan mencuci baju. Kalau urusan sepele ini tidak bisa dikerjakan apalagi urusan yang lebih besar,” keluhnya.

“Orang tua, mulai banyak yang tidak memperhatikan pergaulan anaknya. Pendidikan anak dimulai dari keluarga. Alangkah pentingnya peran orang tua untuk mengarahkan anaknya dalam bergaul dan bergabung pada suatu organisasi. Perhatian keluarga akan membentuk kepribadian anak,” pungkasnya [.]

Reporter : Aqil Ibrahim (Jurnalis PAC IPNU Blora Kota)