fbpx

NURMA SILVI : MASYARAKAT BEBAS MENILAI, KERJA SAYA HALAL !

Nurma Silvi dikenal karena goyangannya yang atraktif.

Blora –  Bagi anda penggemar musik dangdut, tentu nama Nurma Silvi sudah tak asing lagi. Mengawali karirnya dari panggung musik pop saat duduk di bangku SMP, alumni SMA Negeri 2 Blora itu,  kini bertengger di jajaran penyanyi dangdut top tanah air.

Lahir di Pati awal tahun 1985, Nurma Silvi pernah tinggal di banyak kota mengikuti dinas ayahnya. Sejak SMP, artis yang pernah menjadi pasangan duet Agung Juanda ini telah menunjukkan bakatnya di bidang tarik suara aliran musik pop.

 

Nurma Silvi dikenal karena goyangannya yang atraktif.

 

Duduk di bangku SMA, Nurma Silvi mencoba menggeluti aliran musik yang berbeda, dangdut. Meski ia mengaku, dangdut bukanlah musik yang dulu disukainya, justru dangdutlah yang membuat namanya kian berkibar.

Nurma Silvi dikenal di belantika musik dangdut koplo bukan karena kualitas vokalnya semata, tapi juga karena goyangannya. Gaya panggungnya yang atraktif, membuat penontonnya kerap gagal fokus.

“Terus, goyangan saya di panggung itu diunggah di internet. Banyak yang nonton dan salah satunya sebuah program di stasiun tv swasta, yang kemudian mengundang saya,” ungkapnya kepada Bloranews.com, Sabtu (18/11).

Benar saja, penampilan panggungnya yang kerap jungkir-balik menarik perhatian manajemen program Empat Mata Trans 7. Alhasil, dalam sejumlah episode wajah cantik Nurma Silvi menghiasi layar kaca tanah air.

Menjadi co- host dalam program itu, tak memupuskan langkahnya di dunia tarik suara. Usai masa kontrak, ia kembali menggeluti dunia tarik suara. Panggung demi panggung musik pantura ia jelajahi. Goyangannya pun tak berubah, masih tetap atraktif dan menggoda.

“Tentang goyangan saya, biarlah masyarakat bebas menilai. Dalam dunia entartaint, menjadi hal wajar kalau penyanyi dipandang sebelah mata. Yang palling penting, pekerjaan saya halal dan mendapat support dari keluarga,” tandasnya.

Kendati demikian, Nurma Silvi tak menutup mata dengan banyaknya keluhan tentang goyangannya, terutama dari kalangan moralis dadakan. Menyiasati hal ini, Nurma Silvi mulai mengurangi goyangan atraktifnya dan menggantinya dengan dialog komedi bersama kru panggung [.]

Reporter : Jacko Priyanto