fbpx

SELAIN MOBIL BACA, INI CARA DPK BLORA SEBARKAN VIRUS “MEMBACA”

Dinas perpustakaan dan kearsipan
Mengunjungi masyarakat pedesaan dengan mobil baca yang membawa banyak buku dan menyebarkan virus membaca Foto : Fb DPK

Blora – DPK (Dinas Perpustakaan dan Kearsipan) melukan berbagai cara untuk menyebarkan virus membaca. Melakukan aksi jemput bola dengan mendatangi para peserta car free day dengan mobil baca, mengunjungi masyarakat pedesaan dengan mobil baca yang membawa banyak buku dan menyebarkan virus membaca melalui RSPD (Radio Siaran Pemerintah Daerah) Gagak Rimang. Pagi ini adalah kali ketiga, DPK Blora melakukan sosialisasi pentingnya budaya membaca dan pengelolaan arsip melalui siaran radio.

 

Dinas perpustakaan dan kearsipan
Mengunjungi masyarakat pedesaan dengan mobil baca yang membawa banyak buku untuk menyebarkan virus membaca Foto : Fb DPK

 

Sosialisasi pertama dilakukan pada 6 Maret, dengan narasumber Gundala Wijasena, kepala DPK Blora dan Pujo Catur Susanto, kabid Perpustakaan DPK Blora. Sosialisasi kedua dilakukan pada 20 Maret, dengan narasumber Khoirurrozikin, kabid Kearsipan DPK Blora. Sedangkan sosialisasi pagi ini, kembali kabid Perpustakaan menjadi narasumber dalam agenda tersebut.

“Sosialisasi melalui udara (RSPD gagak Rimang) ini penting dilakukan secara berkesinambungan. Supaya masyarakat gemar membaca di perpustakaan dan menyadari pentingnya fungsi rumah pustaka dan pengelolaan arsip yang baik” ujar Gundala.

Seperti lazim diketahui, minat membaca di tanah air jauh tertinggal di banding negara-negara yang lain. Selain  faktor kemajuan teknologi, ternyata ketimpangan pembangunan menjadi pemicu rendahnya budaya membaca masyarakat.

Indonesia berada di peringkat 60 dari 65 negara yang diteliti PISA (Programme for International Student Assessment) 2012, sebuah program internasional yang meneliti minat baca pelajar di dunia. Sebelumnya, tahun 2009 Indonesia berada di peringkat 57 (koran sindo 22/2). Dalam penelitian tersebut, disampaikan juga bahwa negara tetangga, Singapura berada di peringkat tiga. Hal ini menunjukkan betapa kesadaran membaca di tanah air sangat mengkhawatirkan.

Namun, ternyata ada fakta yang lebih mengejutkan. Tingkat buta aksara di Jawa Tengah mencapai angka 939.683 jiwa pada tahun 2015. Jawa Tengah termasuk dalam enam daerah di tanah air dengan tingkat buta aksara yang tinggi, bersama dengan Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Papua [.]

Reporter : Jacko Priyanto