fbpx

SIMFONI DENTING BESI : PENYAMBUNG ASA PETANI

proses penempaan besi hingga menjadi peralatan pertanian

Bandungrojo– Blora merupakan kebupaten agraris, dua pertiga dari penduduk kabupaten Blora menyandarkan penghidupannya pada usaha – usaha pertanian. Dengan demikian, ketersediaan alat –alat pertanian yang memadai sangat diperlukan oleh masyarakat kota Jati ini. Hampir merata di semua desa, terdapat para pengrajin alat – alat pertanian. Mereka menyediakan cangkul, sabit dan parang untuk para petani. Kebutuhan yang tinggi kepada alat – alat pertanian tradisional tidak berkurang, sekalipun saat ini mulai menjamur alat – alat pertanian modern yang serba mesin.

Pagi di Bandungrojo adalah pagi yang bersemangat. Suara denting besi beradu mulai terdengar di kediaman Sukirno ( 49 ) bapak dua anak warga desa Bandungrojo, Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Menyertai langkah para petani menuju lahan pertanian, Sukirno menempa puluhan batang besi setiap harinya. Ditemani dengan enam pekerjanya, Sukirno membaktikan diri untuk menyediakan cangkul – cangkul berkualitas bagi para petani. Tidak hanya kepada petani di desa Bandungrojo dan kecamatan Ngawen, melainkan juga Kabupaten Blora secara luas. Tidak hanya di Blora, para petani di kabupaten tetangga juga menyandarkan kebutuhan alat – alat pertanian tradisionalnya kepada Sukirno dan teman – teman kerjanya. Ekspansi cangkul Sukirno telah merambah ke Kabupaten Grobogan, Kabupaten Pati, kabupaten Rembang dan Bojonegoro.

 

sabit dan cangkul hasil produksi siap di distribusikan
Sabit dan cangkul hasil produksi siap di distribusikan

 

Dengan sistem kerja khas pedesaan yang penuh dengan keakraban, Sukirno membuat bekerja di bengkel besinya seperti bekerja di rumah sendiri. Rekan – rekan kerja sukirno berjumlah enam orang, yang merupakan tetangganya sendiri.

Bagi Sukirno,  menyediakan alat – alat pertanian tradisional merupakan bagian dari kehidupannya. Menurut pria yang telah menggeluti usaha penyediaan alat – alat pertanian tradisional sejak 1985 ini, kualitas cangkul yang prima akan menentukan hasil dari usaha pertanian. Sehingga, Sukirno memilih sendiri bahan – bahan baku yang akan digunakan untuk membuat cangkul – cangkul terbaik.

Anda dapat membayangkan kepiawaian Sukirno dalam mengelola usaha mulianya dengan membayangkan dia sebagai konduktor sebuah orkestra. Mengatur dengan cermat panas bara api yang akan digunakan untuk membakar batang – batang besi. Mengatur keras lembutnya tempaan palu baja dan radian putaran gerinda yang akan menajamkan ujung – ujung sabit terbaik.

 

proses penempaan besi hingga menjadi peralatan pertanian
Proses penempaan besi hingga menjadi peralatan pertanian

 

Setelah proses pembuatan sabit, cangkul dan parang terbaik tugas selanjutnya adalah mendistribusikan alat – alat tersebut ke pasar – pasar tradisional. Sukirno mengatur sendiri manajemen pemasaran alat – alat istimewa ini. Sasarannya adalah pasar – pasar tradisional yang beroperasi setiap hari pasaran pada kalender jawa. Kecamatan dengan permintaan terbanyak, berturut – turut adalah Kecamatan Blora, Kecamatan Ngawen, Kecamatan Cepu dan Kecamatan Randublatung.

 

proses penempaan besi hingga menjadi peralatan pertanian
Proses penempaan besi hingga menjadi peralatan pertanian

 

Usaha penyediaan alat – alat pertanian memiliki prospek yang cerah di masa depan. Sekalipun pasar mulai gencar mempromosikan alat pertanian serba mesin, tetapi kebiasaan para petani desa di Kabupaten Blora menggunakan cangkul – cangkul tradisonal menjadi perhitungan tersendiri. Para petani yang telah merasa nyaman dengan alat – alat tradisional merasa sulit untuk berpaling dan beralih menggunakan alat serba mesin yang belum tentu ramah lingkungan itu.

Selain sebagai lahan usaha yang menjanjikan, mendalami kegiatan metalurgi tradisional ini juga berarti melestarikan warisan leluhur. Kemampuan metalurgi untuk meningkatkan hasil pertanian tanpa merusak alam. Sebuah kecerdasan ekonomi dan intelektual yang berlandaskan atas kearifan dan kebijaksanaan asli Blora.

Reporter          : Galuh Nanda ( galuhnanda455@yahoo.co.id )

Fotografer       : Aliph Bengkong