fbpx

1 TAHUN WAFATNYA KYAI MUZAKKA, MENGENANG SANG SINGA PODIUM

1 tahun mbah muzaka
KH Muhammad Ma'shum Fathoni membaca doa dalam peringatan 1 tahun wafatnya KH Imam Muzakka Ihsan

Blora- Peringatan setahun berpulangnya KH Imam Muzakka Ihsan berlangsung sederhana. Meski demikian, suasana  haru dan rindu kepada ulama sastrawan Blora, yang dikenal sebagai Singa Podium itu sangat terasa.

“Seolah baru kemarin, tidak terasa sudah setahun. Atas nama Pemerintah Kabupaten Blora, dan pribadi, kami merasa sangat kehilangan sosok inspiratif seperti beliau,” kata Wakil Bupati Blora, Arief Rohman di kediaman KH Imam Muzakka Ihsan, jalan Ahmad Dahlan no 6 Kelurahan Kauman, Kecamatan Blora Kota, Kabupaten Blora, Jumat (28/06).

 

1 tahun mbah muzaka
KH Muhammad Ma’shum Fathoni membaca doa dalam peringatan 1 tahun wafatnya KH Imam Muzakka Ihsan

 

Hal senada disampaikan Rois Syuriah NU Kabupaten Blora, KH Muhammad Ma’sum Fatoni. Kepada keluarga, Kyai Ma’sum berpesan agar perjuangan Kyai Muzakka, yakni pengajian Al Hikam yang berlangsung rutin tiap minggu terus dilanjutkan.

“Setelah Kyai Muzakka kapundhut (meninggal dunia, jw), pengajian Al Hikam dilanjutkan putranya,” pesan Kyai Ma’sum.

Lebih dekat dengan Kyai Muzakka

Sebagai informasi, Kyai Muzakka berpulang pada Selasa (10/07) tahun lalu. Sosok ulama yang dikenal tegas, sekaligus humoris ini meninggalkan seorang istri, yakni Siti Matsna, 7 anak dan 7 cucu dalam usia 60 tahun.

Ketujuh anak Kyai Muzakka, masing-masing bernama Ummi Hummairo’ Farihah, Dewi Latifatuz Zahro, Ulfatun Najihah, Ulfi Zakiyah Luthfiyah, Muhammad Fahmi Daniyal, Atika Zulfa Nidaut Al Tajdidah, serta Muhammad Sulthon Jauhar Rafli Zaiza.

Kiprah Kyai Muzakka dalam berdakwah dimulai di usia muda. Dalam usia 23 tahun, dirinya memegang jabatan sebagai Katib Syuriah NU Blora. Dakwahnya yang mengagumkan, membuat Kyai Muzakka dijuluki sebagai Singa Podium.

Selain aktif di ormas NU, Kyai Muzakka juga dikenal karena tulisannya. Secara berkala, Kyai Muzakka menuliskan gagasannya melalui media cetak lokal Blora, Koran Diva. Tulisan Kyai Muzakka selalu mewarnai rubrik Kyai Gaul dalam koran tersebut.

Tak hanya itu, Kyai Muzakka juga menyelesaikan novelnya yang berjudul Safitri. Akan tetapi, novel ini kemudian diterbitkan dengan judul Rembulan Safitri.

Bahkan dalam rencananya, Kyai Muzakka juga menulis Rembulan Safitri jilid 2. Hanya belum sempat novel itu rampung, beliau sudah berpulang terlebih dahulu. Naskah-naskah Kyai Muzakka tersebut, kini disimpan rapi oleh keluarga. (Jyk)