Jati- Sebanyak 3 ekor sapi milik warga Desa Pengkoljagong Kecamatan Jati Kabupaten Blora mati setelah sebelumnya mengalami batuk-batuk. Ketiga sapi tersebut kepunyaan 3 warga, dan tinggal di kandang yang berbeda.
“Betul, saat ini sedang ‘diotopsi’ petugas dari Blora dan Semarang. Yang dua mati sudah 3 hari yang lalu, sedangkan yang satu mati tadi pagi,” terang Kades Pengkoljagong, Sugiyono, Selasa (26/11).
Sementara, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora, Gundala Wijasena mengaku pihaknya belum dapat memastikan penyebab kematian sapi tersebut. Direncanakan, pihaknya akan meminta bantuan Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta.
“Kita masih kesulitan mendiagnosa. Kita tidak bisa menyimpulkan penyakitnya karena kita tidak melihat ketika sapi sakit. Kecuali, kalau sudah diperiksa secara laboratoris,” kata Gundala.
Meski demikian, kemungkinan sapi tersebut sebelumnya terserang penyakit Bovine Ephemeral Fever (BEF). Penyakit ini banyak menyerang ruminansia, khususnya Sapi dan Kerbau, melalui vektor (organisme pembawa penyakit) berupa nyamuk.
“Kalau gejalanya batuk-batuk, itu kemungkinan terserang BEF yang tidak segera ditangani. Sebenarnya BEF bukan penyakit berbahaya dan jarang berakibat kematian. Tapi jika daya tahan sapi kurang baik, bisa terjadi kematian. Ini kemungkinan lho,” pungkas Gundala. (jyk)
Related Posts
BANGUN KONSEP KEMITRAAN, PEMKAB DORONG KESEJAHTERAAN PETERNAK DI BLORA
DINAS PETERNAKAN BLORA GENCARKAN CEK KESEHATAN HEWAN
RUMAH POTONG HEWAN DI BLORA TIDAK LAYAK
KOKOK: BLORA PRODUSEN SAPI POTONG TERBESAR KEDUA SE INDONESIA
PEMKAB AJAK UGM DIRIKAN RUMAH POTONG HEWAN MODERN DI BLORA
USAI MELAHIRKAN, SAPI DI NGAWEN MATI MENDADAK
DINAKIKAN BLORA UNGKAP PENYEBAB KEMATIAN SAPI
No Responses