fbpx

BANJAREJO : DIALOG PERADABAN SAMINISME, PESANTREN DAN JOKO SLEDER

KANTOR KECAMATAN BANJAREJO BLORA
KANTOR KECAMATAN BANJAREJO

Banjarejo ( 04/04/2016 ) Banjarejo merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Blora yang memiliki potensi pengembangan sumber daya manusia yang tinggi. Hal ini nampak dari keberadaan peradaban luhur Kabupaten Blora yang ditopang atas tiga elemen. Elemen Budaya Samin sebagai ruh sosial masyarakat, Pesantren dan isntitusi keagamaan yang sejenis yang terdapat di Kecamatan tersebut serta keberadaan situs – situs sejarah sebagai monumen dan inspirasi masyarakat lokal atas pencapaian para leluhur di masa lampau. Tiga elemen tersebut secara perlahan – lahan memberikan kontribusi dalam pengembangan sumber daya manusia Kecamatan Banjarejo yang handal. Dibutuhkan konsentrasi pembangunan di bidang peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia untuk memaksimalkan potensi ini menuju tersedianya para penerus estafet sejarah Kabupaten Blora di masa mendatang.

 

KANTOR KECAMATAN BANJAREJO BLORA
Kantor Kecamatan Banjarejo

 

Kecamatan Banjarejo terletak di sebelah barat kecamatan Blora Kota. Kantor Kecamatan Banjarejo terletak di desa Banjarejo tidak jauh dari Kantor Kecamatan tersebut terdapat pasar Kecamatan Jepon dan Masjid Baitunnur Banjarejo. Secara administratif Kecamatan Banjarejo berbatasan dengan kecamatan – kecamatan lain di Kabupaten Blora, antara lain berbatasan dengan Kecamatan Tunjungan di sebelah utara. Di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Blora Kota, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Randublatung dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Ngawen. Dalam dunia perdagangan, Pasar Kecamatan Banjarejo merupakan pasar yang menjadi tempat berkumpulnya para pengusaha dari kecamatan – kecamatan di sekeliling Kecamatan Banjarejo dan komoditas – komoditas unggulannya.

Potret budaya Saminisme masyarakat Banjarejo dapat ditemui di desa Klopoduwur. Di desa tersebut tinggal keturunan Suro Samin, atau Mbah Engkrek yang merupakan salah satu dari tiga serangkai samin. Menurut Mbah Lasiyo, Saminisme pada akhir abad XVIII dilanjutkan oleh tiga manusia Blora. Pertama adalah Samin Surosentika, mengobarkan perlawanan kepada pemerintah Hindia Belanda di daerah Ploso Kecamatan Randublatung dan kemudian menjalar ke seluruh Kabupaten Blora. Kedua Suro Sumanto, salah satu dari tiga bersaudara yang meninggalkan pulau jawa dan menuju ke Pulau Bali. Dan ketiga adalah Sura Samin alias Mbah Engkrek, melakukan perlawanan dengan cara menggunakan bahasa – bahasa sanepan ( kiasan ) dan kearifan – kearifan yang lain untuk menentang kesewenang – wenangan Pemerintah Kolonial. Untuk mengenang perjuangan Mbah Engkrek, setiap bulan Suro ( Muharram ) dalam Kalender Jawa diselenggarakan tirakatan ( peringatan adat ) dengan berbagai upacara dan ritual. Budaya peringatan tersebut masih dilaksanakan hingga kini.

 

PENDOPO SAMIN DI BANJAREJO
Pendopo Samin di Karangpace Klopoduwur Banjarejo

 

Nilai – nilai keagamaan dan moralitas di Kecamatan Banjarejo ditopang oleh keberadaan pesantren – pesantren dan lembaga kegamaan lainnya. Salah satu pesantren terkemuka di Kecamatan banjarejo adalah Pesantren Mojowetan. Ketokohan dari sang pendiri pesantren, Kyai Mashuri Umar menjadikan pesantren ini menjadi pesantren yang memiliki akar sejarah yang kuat dan konsistensi dalam pembinaan moral di Kecamatan Banjarejo hingga saat ini. Selain mencetak generasi – generasi yang memiliki kedalaman ilmu agama, pesantren ini juga melahirkan tokoh – tokoh ytang memiliki kemampuan pengelolaan masyarakat. Beberapa tokoh muda Kabupaten Blora pernah mengenyam pendidikan di pesantren ini, bahkan banyak perangkat desa di Desa Mojowetan dan desa – desa lainnya di Kecamatan Banjarejo merupakan alumni dari Pesantren Mojowetan ini.

Masyarakat Banjarejo memiliki tokoh – tokoh pejuang perlawanan pada masa kolonial yang sangat beragam. Dari pejuang rakyat jelata sampai bangsawan. Salah satu bangsawan yang menjadi pejuang dan idola masyarakat Banjarejo adalah Pangeran Langlang Yudo. Menurut salah satu tokoh masyarakat desa Banjarejo, Mbah Sujak, Pangeran Langlang Yudo merupakan demang ( jabatan Kepala Desa pada masa lalu ) Desa banjarejo pertama. Pangeran Langlang Yudo dalam pemerintahannya berhasil mengamankan desa Banjarejo dari para pembegal dan perampok yang mengancam ketentraman masyarakat kala itu. Sepenaninggal Pangeran Langlang Yudo, kepemimpinan diwariskan secara turun – temurun sampai beberapa generasi.

Kecamatan Banjarejo dengan berbagai dialektika di dalamnya memberikan potensi dan harapan bagi kelangsungan Kabupaten Blora di masa mendatang.

Reporter                     : S. Mujib

Fotografer                   : Az Zulfa