fbpx
OPINI  

AIR BERSIH JAMINAN KESEHATAN

Astrid Helena
Astrid Helena

Kesehatan Lingkungan merupakan suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara makhluk hidup dan lingkungannya agar menjamin keadaan yang sehat. Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, salah satunya melalui sumber daya air. Air memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum terutama dalam kebutuhan sehari-hari seperti minum, masak, mandi, mencuci, dan lainnya.

 

Astrid Helena
Astrid Helena

 

Pada era saat ini, salah satu parameter keberhasilan suatu daerah yaitu mampu mengontrol dan mengintegrasi semua infrastruktur termasuk dalam menciptakan lingkungan yang cerdas. Hal sederhana yang menjadi perhatian dalam pengembangan infrastruktur lingkungan yaitu pengembangan kualitas dan kuantitas air bersih. Data WHO 2015 menunjukkan 663 juta masyarakat dunia masih kesulitan dalam mengakses air bersih, hal ini menjadi sorotan untuk pemerintah setempat karena setiap tahunnya permintaan air bersih mengalami kenaikan. Rendahnya ketersediaan air bersih memberikan dampak buruk pada banyak sektor, termasuk kesehatan. Untuk itu pentingnya ketersediaan air, terutama air bersih menjadi salah satu penentu kualitas hidup suatu masyarakat.

Masalah air bersih merupakan hal yang sering dijumpai oleh masyarakat yang membutuhkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Jumlah air yang terbatas tidak sebanding dengan banyaknya konsumen sehingga menyebabkan terjadinya krisis air bersih. Air merupakan kebutuhan dasar yang umumnya terpenuhi, namun saat ini air bersih menjadi masalah disejumlah daerah. Salah satu daerah yang mengalami potensi gangguan berkaitan dengan kebutuhan air bersih adalah Kecamatan Cepu di Kabupaten Blora.

Kecamatan Cepu yang terletak di Kabupaten Blora, Jawa Tengah ini berdampingan langsung dengan Sungai Bengawan Solo. Letaknya yang berdekatan dengan sungai, membuat PDAM setempat memanfaatkan air sungai untuk didistribusikan ke masyarakat sekitar. Untuk saat ini kualitas air Sungai Bengawan Solo berada dalam status tercemar. Pencemaran air yang dimaksudkan yaitu masuknya makhluk hidup, zat energi, atau komponen lain dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Seperti yang diketahui Sungai Bengawan Solo menghitam dan beraroma tak sedap diduga akibat tercemar limbah tekstil, batik, ciu hingga limbah peternakan di wilayah hulu, sehingga tak layak untuk didistribusikan secara langsung.

Lalu bagaimana jika masyarakat setempat tetap memanfaatkan air dari aliran Sungai Bengawan Solo ini? Air yang tercemar umumnya mengandung banyak mikroba berbahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada orang yang mengonsumsinya. Bila air yang tercemar ini dikonsumsi oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya maka akan menimbulkan dampak resiko kesehatan. Oleh karena itu, melalui artikel ini akan dipaparkan analisa resiko kesehatan yang memungkinkan terjadi di masyarakat Kecamatan Cepu, khususnya yang mengonsumsi air Sungai Bengawan Solo yang tercemar.

Dampak buruk yang ditimbulkan akibat mengonsumsi air tercemar yaitu diare, kolera, polio, hingga keracunan. Diare adalah salah satu penyakit paling umum yang disebabkan oleh pencemaran air. Diare dapat mengakibatkan dehidrasi dan kematian bagi anak-anak. Bila hal tersebut disertai demam dan muntah maka termasuk dalam  disentri. Selain disentri, gejala yang serupaa juga terjadi pada penderita kolera yang disebabkan bakteri Vibrio chlorae. Dampak yang tak kalah serius yaitu keracunan yang disebabkan pencemaran air melalui limbah. Penderita akan mengalami anemia dan hipertensi hingga mengganggu sistem saraf. Untuk itu perlunya pemantauan terhadap air yang akan dikonsumsi.

Tak banyak yang bisa dilakukan bila kesulitan air bersih, tetapi cara pencegahan minimal yang dapat dilakukan masyarakat yaitu dengan merebus air yang akan diminum untuk membunuh bakteri dalam air. Air bersih yang ideal seharusnya tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau, serta tidak mengandung bakteri pathogen dan segala makhluk hidup yang membahayakan kesehatan konsumennya. Oleh sebab itu diperlukan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan dengan melihat nilai konsentrasi minimal dan maksimal setiap parameter biologis dan kimia pada air Sungai Bengawan Solo ini. Melalui nilai ini dapat diperkirakan dampak yang terjadi sehingga masyarakat serta pemerintah setempat dapat mengupayakan manajemen risiko guna pengendalian dampak, pemantauan, dan pengelolaan kesehatan lingkungan dengan metode monitoring lingkungan secara berkala.

 

Penulis : Astrid Helena adalah Mahasiswi Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta.

*Opini di atas merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab Bloranews.com