fbpx

AKIBAT LONGSOR JALAN ANTAR DESA PUTUS, HINGGA KINI TAK KUNJUNG DITANGANI

Longsor yang menghabiskan badan jalan penghubung Sidomulyo-Klopoduwwur, Desa Sidomulyo Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora sehingga lalu lintas melewati lahan pekarangan warga
Longsor yang menghabiskan badan jalan penghubung Sidomulyo-Klopoduwwur, Desa Sidomulyo Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora sehingga lalu lintas melewati lahan pekarangan warga

Banjarejo- Longsor di ruas jalan penghubung antara Desa Sidomulyo menuju Desa Klopoduwur, masuk wilayah Desa Sidomulyo Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora semakin melebar. Meski telah terjadi sejak akhir 2017 lalu, belum ada penanganan konkret terkait situasi ini.

Kades Sidomulyo Kecamatan Banjarejo, Rosidi mengaku pihaknya telah berkonsultasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Blora. Untuk penanganan darurat, tahun lalu kawasan longsor ini juga telah diurug, namun kembali longsor.

 

Longsor yang menghabiskan badan jalan penghubung Sidomulyo-Klopoduwwur, Desa Sidomulyo Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora sehingga lalu lintas melewati lahan pekarangan warga
Longsor yang menghabiskan badan jalan penghubung Sidomulyo-Klopoduwwur, Desa Sidomulyo Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora sehingga lalu lintas melewati halaman rumah warga

 

“Longsor sudah sejak 2017 yang lalu. Kami telah berkonsultasi dengan DPUPR. Kami juga telah mengirim proposal terkait longsor ini ke Pemprov Jateng. Namun, hingga saat ini belum ada kejelasan (penanganan longsor, red),” terang Rosidi, Rabu (06/02).

Menurut Kades, akibat longsor ini tiga rumah warga di lokasi tersebut, yakni Dusun Ngrayung RT 03 RW 03 Desa Sidomulyo, milik Sumarni (55), Jasman (45), dan Kamdi (55) berada di posisi berbahaya.

“Itu longsor sudah mencapai depan pintu rumah warga. Tahun lalu amblesnya 2 meter, kalau sekarang mungkin ada sampai 7 meter. Tahun kemarin, dilaksanakan kerja bakti mengurug longsoran dengan 10 rit grosok bantuan dari DPUPR Blora,” imbuhnya.

Terpisah, kepala DPUPR Kabupaten Blora, Samgautama Karnajaya mengatakan, longsor di kawasan tersebut membutuhkan biaya yang cukup banyak dalam penanganannya. Sehingga, penanganannya melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.

“Kelihatannya butuh biaya besar dan perlu ke BBWS Pemali Juana,” ujarnya singkat. (one)