fbpx

BERTEMU GANJAR, SISWA DARI BLORA SUARAKAN KASUS PERNIKAHAN DINI

Seorang Siswa SMAN 1 Ngawen bernama Yani suarakan kasus pernikahan dini dihadapan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Hal itu disampaikannya saat bertemu Ganjar dalam Musrenbang wilayah Wanarakuti (Juwana, Jepara, Kudus, Pati) dan Banglor (Rembang, Blora) di Pendopo Kabupaten Blora, Senin (25/4).
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Blora – Seorang Siswa SMAN 1 Ngawen bernama Yani suarakan kasus pernikahan dini dihadapan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Hal itu disampaikannya saat bertemu Ganjar dalam Musrenbang wilayah Wanarakuti (Juwana, Jepara, Kudus, Pati) dan Banglor (Rembang, Blora) di Pendopo Kabupaten Blora, Senin (25/4).

Dalam kesempatan itu, Yani yang merupakan perwakilan forum anak mengatakan, sepanjang tahun 2022 ada 15 anak yang melakukan pernikahan dini di desanya. Menurutnya, hal itu terjadi karena tekanan ekonomi keluarga.

“Di desa saya banyak teman-teman yang menikah dini. Di tahun ini, sudah ada 15 anak menikah dini. Rata-rata usianya masih 12-15 tahun pak. Kalau tidak dinikahkan, jadi beban keluarga. Makanya akhirnya mereka dinikahkan ke orang yang lebih tua pak, yang lebih mapan,” ujarnya.

Tak menyia-nyiakan pertemuannya dengan Ganjar, Yani meminta agar persoalan tersebut segera diatasi demi kebahagiaan dan masa depan anak-anak.

“Kami minta diberikan pelatihan pak, editing film, pelatihan menjahit, pelatihan lain agar kita punya skill dan bisa menopang ekonomi keluarga. Kami juga minta diberikan pendidikan tentang reproduksi atau seks education di sekolah agar lebih paham,” ucapnya.

Menanggapi pernyataan Yani, Ganjar langsung merespon cepat dengan meminta Dinas Perempuan dan Anak untuk turun dan memberikan pelatihan pada anak-anak di desa tersebut.

“Saya minta nomor telponmu ya, nanti biar dinas saya langsung turun. Kamu kumpulkan teman-teman kamu yang siap dilatih, nanti akan kami berikan pelatihan,” kata Ganjar.

Ganjar juga mengimbau agar masyarakat khususnya orang tua lebih peduli lagi. Apa yang dilaporkan forum anak dalam Musrenbang tentunya menjadi warning bagi kita semua.

“Kita dituntut memberikan kepercayaan diri pada anak-anak. Berikan semangat pada mereka untuk mendapatkan cita-citanya. Gerakan Jo Kawin Bocah harus terus kita gaungkan agar bisa diterima dan dipahami oleh masyarakat banyak,” pungkasnya. (Kin).