Blora, BLORANEWS – Akhir-akhir ini cuaca kerap tidak bersahabat dan tidak menentu. Temperature suhu kadang panas kadang dingin. Sulit diprediksi. Hal ini merupakan fenomena pancaroba.
Musim pancaroba terjadi pada masa peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau atau dari musim ke marau ke musim penghujan. Ketika tubuh tidak bisa beradaptasi dengan perubahan udara yang tak menentu akan mengalami beberapa gangguan kesehatan.
Selain imunitas tubuh berkurang, virus dan bakteri berkembang biak lebih cepat. Karena imunitas menurun dan virus atau bakteri subur, banyak orang terserang penyakit di musim pancaroba.
Penyakit yang umum dialami banyaknya orang seperti flu, batuk, pilek, demam, gangguan saluran napas, masuk angin, influenza, gangguan pencernaan seperti diare, dan tifus abdominalis. Kasus penyakit tersebut meningkat di musim peralihan atau pancaroba.
Ada anggapan bahwa cuaca dingin akan terjadi pada awal tahun sampai bulan Agustus 2022 disebabkan oleh fenomena aphelion. Fenomena ini diklaim karena bumi berada sangat jauh dari matahari.
Namun dibantah oleh Plt Deputi Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Urip Haryoko. Cuaca dingin di Indonesia tidak disebabkan fenomena aphelion.
“Cuaca dingin disebabkan oleh periode musim hujan, bukan karena Bumi berada di titik terjauh dengan Matahari,” terangnya seperti dilansir Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
Fenomena aphelion memang terjadi ketika titik Bumi berada paling jauh dengan Matahari. Hal ini karena bentuk orbit tidak berbentuk bulat sempurna, melainkan elips. Namun, cuaca dingin di beberapa wilayah Indonesia tidak terkait dengan fenomena aphelion. (Red).