Blora, BLORANEWS – Mulyono (68) penjual jasa jamasan atau cuci benda peninggalan leluluhur asal Desa Todanan, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, kembali tampil pada bulan Suro (Jawa).
Mengenakan blangkon dan baju surjan lurik, Mbah Mul sapaan akrab Mulyono, duduk bersila di atas gelaran tikat sambil beraktivitas membersikan aneka benda peninggalan seperti keris, mata tombak dan lainnya di trotoar eks stasiun kereta api Blora.
“Alhmadulillah sehat dan dipertemukan lagi di bulan Suro. Saya sudah mangkal mulai tanggal 20 Juli 2023 sampai sekarang. Kalau jasa cuci keris atau jamas benda peninggalan leluluhur, masih sama seperti tahun lalu,” ucapnya, di Blora, Senin (31/7/2023).
Untuk satu jenis benda yang dijamas, kata Mulyono, bisa ditunggu lebih kurang satu jam, tergantung jenis dan kotoran yang menempel pada keris atau benda lainnya.
“Satu benda jasanya Rp20.000,00. Tetapi kalau agak sulit Rp25.000,00 per buah. Alhamdulillah per hari rata-rata ada 20 benda peninggalan leluluhur yang saya bersihkan. Sebagian besar pelanggan lama, tapi juga ada pelanggan baru,” tambahnya.
Mbah Mul mengaku para pelanggan biasanya menghubungi lewat handphone. Mereka menanyakan buka atau tidak, setelah dijawab buka, mereka datang membawa keris atau benda peninggalan lainnya.
“Ya, Alhamdulillah, bulan Suro mendatangkan rejeki. Saya tidak keliling, cukup disini saja,” ucapnya.
Ia mengaku, sudah mulai belajar mencuci keris sejak umur 10 tahun dari almarhum Reso Saji, ayahnya.
“Sejak umur 10 tahun saya ikut Bapak keliling, memikul kentongan dan membantu kerja seperti yang diperitahkan oleh almarhum bapak saya. Akhirnya saya tahu dan meneruskan profesinya,” tambahnya.
Untuk mencuci sebilah keris, tampaknya cukup mudah. Bilah keris disikat menggunakan cairan jeruk nipis, sabun colek dan lerak. Setelah dibilas dengan air bersih, selanjutnya bilah keris dijemur hingga kering. Pada tahap akhir, bilah keris direndam dengan larutan khusus untuk memunculkan pamor keris.
Sementara itu Tikno, warga Kelurahan Mlangesn Kecamatan Blora mengatakan setiap bulan Suro dirinya selalu mencuci benda pusaka peninggalan orang tuanya.
“Setiap bulan Suro, benda peninggalan dari orang tua selalu saya bersihkan. Ini ada beberapa benda, ada sejumlah keris. Benda ini sudah turun temurun, dari Simbah dan Bapak, satu lagi keris milik saya,” kata dia. (Dinkominfo)