fbpx

BUPATI BLORA: USUT TUNTAS KASUS PELECEHAN SEKSUAL DIFABEL

Mencuatnya dugaan kasus pelecehan seksual yang dialami seorang wanita difabel tuna rungu dan tuna grahita di Kecamatan Jepon mengundang keprihatinan Bupati Blora, Arief Rohman.
Bupati Blora, Arief Rohman.

Blora, BLORANEWS – Mencuatnya dugaan kasus pelecehan seksual yang dialami seorang wanita difabel tuna rungu dan tuna grahita di Kecamatan Jepon mengundang keprihatinan Bupati Blora, Arief Rohman.

Bupati yang akrab disapa Mas Arief itu pun mendukung sepenuhnya agar Polres Blora bisa mengusut tuntas kasus tersebut. Ia berharap pelaku bisa segera ditemukan dan diadili sesuai hukum yang berlaku.

“Ini memang memprihatinkan, dan termasuk kejahatan yang keji. Apalagi korbannya seorang difabel yang berkebutuhan khusus. Kami sangat mendukung agar Polres Blora bisa mengusut tuntas siapa pelakunya, dan diproses hukum,” tegasnya.

Dijelaskan, Pemkab melalui Dinas Sosial PPPA dan Bidan Desa telah melakukan pendampingan ekonomi, pendampingan psikologi, dan pendampingan kesehatan sejak kehamilan hingga persalinan beberapa hari lalu. Sedangkan pengusutan kasus untuk menangkap pelakunya diserahkan kepada Kepolisian.

“Pendampingan terus dilakukan Dinas Sosial PPPA dan Bidan Desa. Kami ingin ini segera terungkap dan jangan sampai ada lagi kasus rudapaksa terhadap difabel di Kabupaten Blora. Monggo kita semua meningkatkan pendampingan, dan perlindungan bagi difabel,” Imbuhnya.

Terpisah, Kapolres Blora AKBP Fahrurozi menyampaikan bahwa sampai saat ini petugas telah melakukan penyelidikan dan menangani secara serius kasus tersebut.

“Berkaitan dengan penanganan kasus tersebut, mengingat kondisi korban maka dibutuhkan penanganan yang ekstra dan kita telah melakukan pendekatan pendekatan, bukan hanya dari Polri tapi juga melalui tokoh masyarakat,” Ungkapnya.

Kapolres menandaskan, Sudah ada kecurigaan-kecurigaan yang mengarah, namun perlu pembuktian lebih jelas agar tidak sekedar kecurigaan.

“Jika ada warga masyarakat yang mengetahui informasi-informasi terkait peristiwa tersebut agar melaporkan kepada Polres Blora,” pintanya.

Sementara itu, Fatoni, salah satu tokoh masyarakat Jepon Blora menyampaikan agar kasus kasus seperti ini tidak hanya selesai di meja keluarga. Namun harapannya bisa sampai meja hijau untuk efek jera agar hal tersebut tidak terulang kembali.

“Agar tidak terulang lagi kasus seperti ini harapannya penyelesaian tidak hanya berhenti pada meja keluarga atau damai. Namun harus di meja hijaukan sehingga ada efek jera. Jangan sampai anak anak difabel kita menjadi korban di masa mendatang,” ucap Fatoni. (Kin)