fbpx

DATA AGUSTUS 2018, 8,3 PERSEN BAYI DI BLORA MENDERITA STUNTING

Aksi penandatanganan massal tentang Komitmen Bersama Penanggulangan Stunting di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora
Aksi penandatanganan massal tentang Komitmen Bersama Penanggulangan Stunting di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora

Blora- Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Blora yang dihimpun pada Agustus 2018 kemarin, jumlah penderita bayi stunting di Blora berada di angka 8,3 persen dari jumlah 45.637 bayi. Penyebab utamanya adalah minimnya asupan makanan bergizi.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Lilik Hernanto  mengemukakan, angka tersebut didapat saat dilaksanakan enimbangan bayi serentak se Kabupaten Blora bersamaan dengan pemberian vitamin A.

 

Aksi penandatanganan massal tentang Komitmen Bersama Penanggulangan Stunting di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora
Aksi penandatanganan massal tentang Komitmen Bersama Penanggulangan Stunting di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora

 

“Hasilnya, dari 45.637 bayi yang ditimbang, 8,3 persen diantaranya menderita stunting. Ini yang akan menjadi salah satu fokus penanggulangan stunting kita,” ucap Lilik dalam Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) di Pendopo Bupati Blora, Selasa (12/03).

Menurut Lilik, ada beberapa faktor penyabab stunting di Kabupaten Blora, diantaranya yang paling besar adalah buruknya pola asuh orangtua terhadap anaknya. Sedangkan faktor lainnya adalah kondisi lantai rumah yang masih berupa tanah yang membuat stunting berkembang pesat.

“Disini orangtua tidak bisa memberikan asupan gizi yang berimbang kepada anaknya baik sejak dalam kandungan maupun pasca kelahiran hingga usia 1000 hari pertama. Juga, rumah yang berlantai tanah membuat virus stunting bertahan lebih lama,” imbuhnya

Tak hanya soal gizi dan kondisi tempat tinggal, stunting juga dipicu dengan tidak adanya IMD (Inisiasi Menyusui Dini), kurangnya pemberian ASI eksklusif, pernikahan dini yang berujung pada kehamilan dini sehingga rahim belum siap.

Menutup paparannya, Lilik menyebutkan, berdasarkan data tingkat Puskesmas, diketahui jumlah penderita stunting tertinggi di Blora, meliputi Kedungtuban, disusul Randulawang (Jati), Rowobungkul (Ngawen), Gondoriyo (Todanan) dan Puledagel (Jepon). (one)