fbpx

HARI AKSARA : PULUHAN RIBU WARGA BLORA BELUM BEBAS BUTA AKSARA

kabid pnfi dindikpora blora
Widodo S.Pd M.Pd, (Kanan) Kabid Pendidikan Non-Formal dan Informal Dindikpora Blora

Blora- Puluhan ribu warga Kabupaten Blora belum bebas buta aksara. Kabid Pendidikan Non-Formal dan Informal (PNFI) Kabupaten Dindikpora Blora, Widodo S.Pd M.Pd memaparkan jumlah penyandang buta aksara di Kabupaten Blora tahun 2015 adalah 30.048 jiwa. Jumlah ini menurun 26,2 persen dibanding jumlah buta aksara pada tahun-tahun sebelumnya yaitu 40.668 jiwa.

Widodo S.Pd M.Pd, (Kanan) Kabid Pendidikan Non-Formal dan Informal Dindikpora Blora
Widodo S.Pd M.Pd, (Kanan) Kabid Pendidikan Non-Formal dan Informal Dindikpora Blora

Kabid PNFI Blora juga menekankan bahwa penurunan ini merupakan sebuah pencapaian yang signifikan. “Melihat data BPS yaitu Sensus Penduduk masih masih ada 40.668 jiwa usia 15 sampai dengan 59 tahun penyandang buta aksara. Melalui program percepatan data tahun 2015 menunjukkan penurunan yang signifikan yaitu menjadi 30.048 jiwa. Angka tersebut disebabkan karena program pemberantasan, tidak ada buta aksara baru dibawah usia 15 tahun” jelasnya.

Widodo juga menambahkan bahwa jumlah buta aksara tidak lagi menjadi penentu IPM (Indeks Pembangunan Manusia) karena rata-rata garapan program hanya 1500 orang per tahunnya.

“Kalau rata-rata garapan program hanya 1500 orang per tahunnya. Sekarang buta aksara tidak lagi menjadi penentu IPM, tapi tetap kita punya kewajiban untuk mengentaskannya” tambah Widodo.

IPM (Indeks Pembangunan Manusia) / HDI (Human Developmen Index) diperkenalkan oleh UNDP (Program PBB untuk Pembangunan) pada tahun 1990 sebagai indikator untuk mengetahui kesejahteraan manusia. IPM sendiri dihitung dengan tiga variabel yaitu kesehatan berdasarkan usia harapan hidup, pendidikan berdasarkan rata-rata lama sekolah dan melek huruf, dan ekonomi berdasarkan tingkat kehidupan yang layak (Ir. Agus Mifah : statistikbrebes.wordpress.com) [.]

Reporter          : J. Priyanto

Foto                 : M. Arif Syaifuddin