fbpx
OPINI  

HAUL BUKAN SEKEDAR PERINGATAN

Ahmad Mundir, pemerhati budaya Pesantren dan Islam di Nusantara.
Ahmad Mundir, pemerhati budaya Pesantren dan Islam di Nusantara.

Haul Untuk Siapa?

Haul pada mulanya memang dikenalkan oleh pesantren, sebagaimana kita tau bahwa penyebaran Islam yang ditandai dengan memahami bahasa arab pada zaman dahulu adanya hanya dilingkungan pondok pesantren.

Apalagi pesantren merupakan sebuah lembaga yang notabenya mengajarkan kitab-kitab berbahasa arab, jadi ada benarnya bila haul pertama kali dikenalkan oleh pesantren. Sebab bila dilihat dari bentuk katanya haul berasal dari bahasa arab; yaitu (Haala-Yahuulu-Haulan) yang mempunyai makna “setahun”, atau masa yang sudah mencapai satu tahun dan merupakan bentuk Fiil Lazim.

Pada perkembangannya, kata “haul” kemudian seringkali dimaknai sebagai kegiatan ritual keagamaan tahunan, untuk memperingati hari meninggalnya orang yang dicintai atau orang yang diagungkan. Menjadi kebiasan pesantren pada umumnya untuk mengenang jasa dan meneladani seorang kiai atau gurunya.

Dari sinilah yang awalnya haul diadakan untuk mengenang dan meneladani seorang kiai oleh santri pondok pesantren, dengan beberapa agenda kegiatan dari ziarah kemakam, tahlilan, hataman dan ditutup dengan pengajian umum. Kini menjadi sebuah tradisi memasyarakat seakan tak bisa dilepaskan dari mereka.

Ya, memang betul haul adalah sebuah peringatan saja, akan tetapi bila dilihat tujuan dan maksud dari haul tersebut pada intinya adalah untuk meneladai kebaikan seorang tokoh, jadi alangkah indahnya haul itu diadakan, asal tidak keluar dari tujuan dan maksud semula.

Nah, kalau mengenai kenapa harus orang yang meninggal? Sebetulnya, bila dihadapkan pada asal-muasal kata haul tidak harus diperuntukaan khusus bagi orang yang meninggal, sebab pada intinya haul tak jauh berbeda dengan peringatan.

Kita tau peringatan kan bisa diperuntukkan untuk siapa saja tak pandang itu mati atau hidup, baik atau buruk. Misalnya peringatan setahun dari kelahiran yang lebih dikenal dengan sebutan ulang tahun, jadi apabila ada yang memiliki sekedar wacana atau pemahaman bahwa haul terhadap orang korupsi, itu ada benarnya juga.

Akan tetapi, meneladai itu biasanya identik dengan mencontoh prilaku baik. Untuk itu yang perlu diketahui adalah sejauh mana kita meneladani seorang tokoh yang kita kholi dengan bukti bukan hanya berhenti saat berlangsungnya khol saja, melainkan sesudah dan seterusnya.

Oleh : Ahmad Mundir, pemerhati budaya Pesantren dan Islam di Nusantara.