fbpx

HENNY INDRIYANTI BEBERKAN KUNCI KEBERHASILAN PENCEGAHAN STUNTING

acara Advokasi Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pencegahan Stunting di pendopo rumah Dinas Bupati Blora. (23/09)
acara Advokasi Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pencegahan Stunting di pendopo rumah Dinas Bupati Blora. (23/09)

Blora- Dinas kesehatan Kabupaten Blora  menyelenggarakan acara Advokasi Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pencegahan Stunting di Pendopo rumah Dinas Bupati Blora. (23/09)

 

acara Advokasi Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pencegahan Stunting di pendopo rumah Dinas Bupati Blora. (23/09)
Acara Advokasi Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Pencegahan Stunting di pendopo rumah Dinas Bupati Blora. (23/09)

 

Henny Indriyanti, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora menyampaikan, Blora merupakan Locus stunting di Jawa tengah dan Tim Nasional Penanggulangan Kemiskinan di Blora menempatkan sepuluh desa sebagai locus stunting.

“Sedangkan menurut data dari Tim Nasional Penanggulangan Kemiskinan di Blora sendiri terdapat sepuluh desa lokus stunting yaitu Desa Jetak, Klokah, Adirejo, Patalan, Temurejo, Bangowan, Sumberpitu, Cabean, Getas dan Kapuan,” ucap Henny.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013 prevalensi balita stunting di Kabupaten Blora menurutnya sebesar 55,1%, kemudian Riskesdas tahun 2018 turun menjadi 32,86%.

Lalu hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2017 menunjukkan bahwa balita stunting di wilayah Kab Blora sebesar 34 %. Sedangkan dari hasil penimbangan serentak yang dilakukan oleh Puskesmas se Kabupaten Blora tahun 2017 sebesar 15,5 % turun menjadi 8,3 % di tahun 2018 dan turun menjadi 8.2 % di tahun 2019.

“Kunci keberhasilan pencegahan stunting terletak pada perbaikan gizi dan tumbuh kembang anak. Sesuai dengan strategi nasional pencegahan stunting ada 5 (lima) pilar percepatan pencegahan stunting yaitu Komitmen dan visi kepemimpinan; Kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku; Konvergensi, Koordinasi, dan konsolidasi program pusat, daerah, dan Desa; Gizi dan ketahanan pangan; serta Pemantauan dan evaluasi,” lanjutnya.

Menurutnya, strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Pencegahan stunting bertujuan untuk pertama meningkatan kesadaran masyarakat dan mengubah perilaku kunci yang berpengaruh pada faktor risiko stunting, melalui strategi komunikasi perubahan perilaku dan kedua diterbitkannya regulasi/kebijakan di tingkat Kabupaten terkait komunikasi perubahan perilaku dalam pencegahan stunting diikuti regulasi/kebijakan di tingkat Kecamatan.

Sementara itu Bupati Blora, Djoko Nugroho menekankan pentingnya pencegahan stunting agar tetap dilakukan meskipun saat ini di Blora sedang mengalami pandemi Covid-19, Menurutnya salah satu pemicu stunting adalah pernikahan dini.

“Dalam keadaan normal saja, Blora yang stunting banyak. Apalagi pandemic seperti ini. Kemarin OPD-OPD fokus dalam penanganan Covid, dan dalam keadaan normal saja, yang menikah dibawah umur juga banyak, alasannya beraneka ragam, inilah yang bisa memicu terjadinya stunting. Kita harus bisa merumuskan cara jitu untuk berkomunikasi dengan masyarakat,” pungkasnya.

Turut hadir dalam acara tersebut Dalam acara tersebut OPD terkait, Camat dan Kepala Puskesmas, Narasumber dalam acara  Rita Ultrajani, SKM,M.Kes , Kasi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (jyk)