Jakarta- Penanganan polemik tabloid Indonesia Barokah berujung ke meja Dewan Pers. Bawaslu dan Polri menilai, institusi ini merupakan lembaga yang paling kompeten untuk mengkaji muatan konten dalam tabloid tersebut.
Ketua Dewan Pers, Yosep Stanley Adi Prasetyo memaparkan hasil analisa terkait tabloid fenomenal tersebut. Diketahui, tabloid ini tidak menyertakan verifikasi, klarifikasi, dan konfirmasi kepada narasumber yang disebutkan dalam artikel yang mereka tayangkan.
“Meskipun hasilnya belum utuh, kami melihat (Indonesia Barokah) lebih berupa berita-berita round up pemberitaan yang sudah ada dari media lain,” jelasnya seperti dikutip Tempo, Jumat (25/01).
Yosep juga mengatakan, dalam artikel di tabloid Indonesia Barokah, tidak ada wawancara langsung dengan narasumber. Pihaknya juga memeriksa awak redaksi yang tertulis namanya dalam tabloid itu.
Namun tak ada satupun nama mereka yang tercatat pernah mengikuti uji kompetensi wartawan di Dewan Pers. Tak cukup itu, Dewan Pers juga akan melengkapi analisis dengan mewawancarai pengurus tabloid Indonesia Barokah.
Surat panggilannya sudah dikirim ke alamat redaksi seperti tertera di tabloid. Sayangnya, tim Dewan Pers yang mendatangi langsung ke alamat itu menyatakan tidak menemukan kantor redaksi.
“Bukan tidak mungkin arahnya adalah kami akan merekomendasikan ini untuk ditangani Polri,” pungkasnya.
Seperti diketahui, tabloid Indonesia Barokah dituding berkonten provokatif dan menyudutkan paslon Prabowo-Sandiaga Uno. Tim kampanye paslon tersebut, mendesak aparat yang berwajib mengungkap perkara ini lantaran dinilai memecah belah masyarakat. (one)