fbpx

INI PESAN SESEPUH SEDULUR SIKEP SAAT DIKUNJUNGI MAHASISWA

Sesepuh Sedulur Sikep bersama mahasiswa di Pendopo Sedulur Sikep Samin di Dusun Karangpace Desa Klopoduwur Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora
Sesepuh Sedulur Sikep bersama mahasiswa di Pendopo Sedulur Sikep Samin di Dusun Karangpace Desa Klopoduwur Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora

Banjarejo- Puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di kawasan Semarang berkunjung ke kediaman sesepuh Sikep Samin di Dusun Karangpace Desa Klopoduwur Kecamatan Banjarrejo Kabupaten Blora.

Kedatangan puluhan mahasiswa dari UIN Walisongo, UNS, Unnes, Unwahas dan Unissula ini disambut baik sesepuh Samin Blora, Mbah Lasiyo dan warga setempat. Kunjungan ini dimotori oleh Ikatan Mahasiswa dan Pelajar Blora (Impara) UIN Walisongo Semarang.

 

Sesepuh Sedulur Sikep bersama mahasiswa di Pendopo Sedulur Sikep Samin di Dusun Karangpace Desa Klopoduwur Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora
Sesepuh Sedulur Sikep bersama mahasiswa di Pendopo Sedulur Sikep Samin di Dusun Karangpace Desa Klopoduwur Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora

 

“Sebagai generasi muda Blora, kita merasa berkewajiban untuk mengenal ikon dan tokoh Blora, Ki Samin. Maka, untuk mengenalnya harus langsung dari sumbernya,” ujar Ketua Impara UIN Walisongo, Amy Mas’udah, Selasa (15/01).

Kesempatan ini, dimanfaatkan oleh para mahasiswa untuk mengkaji sejarah perjuangan Samin melawan penjajah kolonial. Perbincangan antara dua generasi beda zaman ini berlangsung di Pendopo Sikep.

“Pesan Mbah Lasiyo, sesepuh sedulur sikep kepada kami, agar patuh kepada orang tua masing-masing. Selain itu, kita sebagai generasi muda juga dipesan agar menjaga kerukunan,” imbuh Amy.

Menurut Amy, pesan Mbah Lasiyo tersebut memiliki makna yang sangat dalam. Karena, dewasa ini interaksi antara orang tua dengan anak mengalami banyak perubahan. Tak jarang, generasi muda Jawa tak lagi menggunakan bahasa yang tepat untuk berkomunikasi dengan orang tua mereka.

“Unggah-ungguh (tata krama) sangat ditekankan dalam kebudayaan orang Jawa. Utamanya, etika seorang anak kepada orang tua. Saya rasa, pesan Mbah Lasiyo mengandung makna yang sangat dalam,” pungkasnya. (rsd)