fbpx

INILAH PENYEBAB BANJIR CEPU

Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora kembali dilanda Banjir Bandang. Ketinggian mencapai 50 CM hingga 1 meter. Mulai di Jalan Stasiun Cepu, Kelurahan Balun, Tukbuntung, Taman Seribu Lampu, Kelurahan Tambakromo dan lainnya. Saat ini ketinggian air terus anik karena hujan belum reda.
Banjir yang terjadi di sejumlah wilayah Kecamatan Cepu.

Blora, BLORANEWS – Persolan banjir di wilayah Cepu nampaknya tidak ada habisnya. Tiap tahun terjadi. Bahkan saat intensitas hujan tinggi wilayah Cepu selalu tergenang.

Kepala Bappeda Kabupaten Blora, A. Mahbub Djunaidi menjelaskan bahwa ada beberapa persoalan yang dihadapi Cepu. Sehingga menimbulkan terjadinya banjir. Salah satunya adalah saluran drainase yang ada di berbagai lokasi kini semakin menyusut.

“Di Turibang misalnya, kita bisa melihat selokan dulu lebarnya tidak kurang tiga meter, sekarang tidak ada satu meter bahkan sekitar 80 cm. Juga lumpur yang sedimen makin lama makin banyak tinggi. Di daerah Balun juga sama, malah selokannya dipakai rumah dan warung disitu sampah juga banyak, lebarnya juga berkurang,daerah Tuk Buntung malah drainasenya saat ini hilang,” ungkapnya.

Menurutnya, semua pihak harus bersinergi. Tidak hanya pemerintah saja. Tapi masyarakat juga untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Agar tidak buang sampah sembarangan.

Sementara itu, Kepala DPUPR Blora, Samgautama Karnajaya menyebutkan, ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan banjir di Kecamatan Cepu. Mulai dari jangka pendek dan panjang.

“Solusinya yang pertama, memang jangka pendeknya adalah normalisasi drainase,” jelasnya.

Ada beberapa cara, seperti yang pertama adalah mengurangi sedimentasi. Kemudian yang kedua adalah penambahan lebar saluran.

“Yang tadinya lebar 3 meter menjadi 80 cm. Itu harus dikembalikan menjadi 3 meter. Memperlebar volume jaringan-jaringan yang ada di hilir dekat Bengawan Solo sangatlah penting,” terang Samgautama.

Solusi selanjutnya adalah secara jangka panjang. Dengan pembuatan kanal di wilayah Cepu. Menurutnya, bila disepakati untuk pembuatan kanal tersebut, nantinya perlu untuk dilakukan studi kelayakan, kemudian membuat DED dan berbagai tahapan lainnya untuk bisa diajukan ke pusat. Mengingat Cepu ini juga Pusat Kegiatan Wilayah.

“Kalau beberapa hal tersebut tidak bisa tertangani, maka kita harus membuat kanal. Kita harus membuat saluran untuk air ini. Minimal kita membuat saluran induk yang semua arah aliran itu nanti lewat situ,” tambahnya. (sub)