Blora, BLORANEWS – Bangku Kuliah merupakan impian yang di cita-citakan hampir semua siswa lulusan SMA. Namun masyarakat kita masih menganggap kampus merupakan sesuatu yang wah dan tidak semua orang bisa mengakses dunia kampus. Citra yang selama ini terbangun di dunia kampus adalah bahwa kampus terkenal hanya untuk warga berduit. Sehingga pilihannya hanya dua, kuliah secara mandiri atau jalur prestasi (Bidikmisi bagi siswa kurang mampu).
Meskipun demikian kita wajib mendukung anak yang punya impian untuk kuliah dengan jalur beasiswa, terutama bagi mereka yang disekolah selalu mendapat prestasi. Hampir semua orang tua akan berusaha sekuat tenaga untuk mensuport anaknya yang berprestasi supaya pasca lulus sekolah bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Seperti siswa yang bernama Jamilatun Nisa, anak jebolan MAN yang saat itu masih di bawah Bapak Fatah sebagai kepala sekolah ini lulus tahun 2018. Karena selama duduk dibangku sekolah dia dikenal sebagai siswa berprestasi, dukungan moril selalu dia dapatkan dari guru, sahabat dan yang paling utama adalah orang tuanya.
Orang tua dari Jamilatun Nisa sendiri sebenarnya adalah kakak kandungnya yang sedari bayi sudah di asuh oleh kakak perempuannya beserta suami. Sumini (kakaknya) berperan sebagai ibu dan Jamin berperan sebagai bapak. Keseharian ibunya sebagai penjual rempeyek di pasar, sedangkan bapaknya lebih banyak berkegiatan sebagai kuli bangunan. Sangat mustahil apabila kedua orangtuanya bisa menyekolahkan dirinya lewat jalur mandiri.
Beruntung Jami (sapaan dia di rumah) di terima lewat jalur beasiswa dan saat kuliah dia tergolong mahasiswa teladan. Selama kuliah kampus menuntut supaya niilainya stabil (nilai harus sesuai dengan syarat yang di tentukan kampus). Waktu kuliah yang ditempuh selama 4,5 tahun membawa kebanggaan tersendiri bagi keluarga besarnya. Pasalnya di agenda wisuda yang di gelar tgl 25 Februari 2023, Jamilatun Nisa menjadi mahasiswa dengan predikat terbaik satu angkatannya. Nilai cumlod 3,81 berhasil diperolehnya.
Prestasi yang diperolehnya, membuat dia dengan mudah mendapatkan tawaran pekerjaan, meskipun bersifat honorer. Namun hal ini tidak menutup peluang yang lain, seandainya ada tawaran yang lebih menjanjikan, mengingat usianya juga masih sangat muda yaitu 23 tahun.
Jamilatun Nisa merupakan sosok yang luar biasa, bisa menginpirasi para pemuda untuk selalu konsisten dalam menikmati proses belajar, serta tidak pantang menyerah dalam mendapatkan gelar sarjana (S.Pd) dan tentunya menjadi kebanggaan kedua orang tuanya. Ucapan syukur Alhamdulillah tak henti-hentinya di lafalkan karena perjuangannya membuahkan hasil. Dan kini kakakny sekaligus orang tua asuhnya merasa lega karena tugasnya sebagai orang tua sudah selesai. (LIS)