Japah ( 13/04/2016 ) Kecamatan Japah secara administratif pemerintahan berdiri pada 4 April 1992. Sebelum menjadi kecamatan yang berdiri sendiri, Kecamatan Japah merupakan bagian dari Kecamatan Ngawen. Melalui Peraturan Pemerintah no 16 Tahun 1992 tanggal 4 April 1992 tentang Pembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten – Kabupaten Daerah Tingkat II Pati, Blora, Temanggung, Purbalingga, Grobogan, Brebes, Wonogiri dan Cilacap dalam wilayah Provinsi daerah Tingkat I Jawa Tengah.
Akibat langsung dari terbitnya Peraturan Pemerintah ini adalah lahirnya Kecamatan Japah sebagai Kecamatan tersendiri, terpisah dari Kecamatan Ngawen. Sebagai Kecamatan tersendiri Kecamatan Japah membawahi delapan belas desa. Desa – desa yang termasuk dalam wilayah administratif Kecamatan Japah antara lain Desa kalinanas, Desa Gaplokan dan Desa Ngiyono berbatasan dengan Kabupaten Rembang di sebelah utara.
Desa Sumberejo, Desa Bogorejo ( Kecamatan Japah ) dan Desa Pengkolrejo berbatasan dengan Kecamatan Tunjungan di sebelah timur. Di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Ngawen adalah Desa Ngrambitan, Desa Harjowinangun, Desa Tengger, Desa Krocok dan Desa Beganjing.
Sedangkan desa – desa yang terletak di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Todanan. Desa – desa tersebut antara lain Desa Ngapus, Desa Dologan dan Desa Telogowungu. Selain desa – desa perbatasan tersebut adalah desa yang terletak di tengah Kecamatan Japah. Termasuk di dalamnya adalah Desa Bogem, Desa Wotbakah dan Desa Japah.
Menurut catatan Pemerintah Kabupaten Blora dalam dokumen Kecamatan Japah dalam Angka, pada tahun 2014 jumlah penduduk Kecamatan japah adalah 34.118 Jiwa. Jumlah penduduk wanita lebih banyak dari penduduk pria dengan sex ratio sebesar 96,10 persen. Kepadatan penduduk di Kecamatan japah rata – rata adalah 331 jiwa per kilometer persegi, desa di Kecamatan Japah dengan penduduk paling padat adalah Desa Ngrambitan.
Dalam sektor ekonomi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Japah ditopang oleh empat sektor utama ekonomi yaitu sektor pertanian, sektor industri, sektor perdagangan dan sektor konstruksi. Dominan mengambil peran dalam hal ekonomi masyarakat adalah sektor pertanian dengan Kontribusi sebesar 52,11 persen. Disusul dengan sektor industri dengan kontribusi sebesar 9,44 persen dan sektor perdagangan sebesar 8,67 persen dan penopang terakhir adalah sektor konstruksi dengan kontribusi sebesar 6,70 persen.
Pada 2015, usaha peningkatan produksi pertanian dimulai dengan gencar di beberapa desa di Kecamatan Japah, namun komoditas utama pertanian tetaplah padi sawah yang ditanam sepanjang tahun di musim penghujan. Aktivitas produksi pertanian non padi yang ada di Kecamatan Japah antara lain perkebunan Durian, Rambutan, Sukun, Matoa, Sawo dan Pete. Beberapa desa yang menjadi pilot – project dalam usaha ini adalah Desa Sumberejo, Desa Ngiyono, Desa Bogem dan Desa Krocok.
Selain menyandarkan pada sektor pertanian, pengeboran minyak pun pernah dicoba di Kecamatan ini, sekalipun belum mendapatkan hasil yang diinginkan. Pengeboran dilakukan di desa Krocok oleh Pertamina Hulu Energi ( PHE ) Blok Randugunting pada 2010. Setelah dilakukan pengeboran dan kajian yang mendalam akhirnya dinyatakan bahwa lobang eksplorasi desa Krocok merupakan Dry Hole, sehingga pengeboran dihentikan.
Di beberapa desa di Kecamatan Japah masih terpelihara kearifan – kearifan lokal berupa cerita rakyat dan upacara adat sampai hari ini. Diantaranya adalah cerita tentang asal – usul desa Padaan, cerita berdirinya desa Japah dan cerita asal mula desa Bogem. Beberapa upacara adat yang masih dipelihara antara lain Upacara Sedekah Bumi dan Upacara khas masyarakat agraris yang lain.
Reporter : N. Puguh
Fotografer : Az Zulfa