fbpx

KEMBANG KEMPIS PERAJIN LOKAL HADAPI GEMPURAN CANGKUL CHINA

Perajin alat pertanian tradisional di Desa Bandungrojo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora
Perajin alat pertanian tradisional di Desa Bandungrojo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

Ngawen- Perajin Cangkul di  Blora mencoba bertahan di tengah kerasnya persaingan pemasaran produk. Meski saat ini masih dapat berproduksi secara normal, bukan tidak mungkin mereka akan gulung tikar jika tak lagi mampu menyaingi harga kompetitornya.

 

Perajin alat pertanian tradisional di Desa Bandungrojo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora
Perajin alat pertanian tradisional di Desa Bandungrojo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

 

“Memang saat ini banyak yang lebih menyukai cangkul dari China, mas. Untuk saya ya masih berproduksi seperti biasa,” kata perajin Cangkul di Desa Bandungrojo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora, Sudiro (51) kepada Bloranews.com, Sabtu (09/11).

Menurut Sudiro yang juga menjual produk pertaniannya di Pasar Pon Blora Kota ini, ada sejumlah perajin cangkul yang terpaksa gulung tikar lantaran kalah bersaing belakangan ini. Ironisnya, justru karena ada yang gulung tikar, bisnis cangkul Sudiro tetap bertahan.

“Karena (perajin cangkul) yang di Jepon tutup, produksi di sini tetap bertahan. Kalau yang sana tidak tutup, ya mungkin dampaknya akan saya rasakan (merugi),” imbuhnya.

Sudiro memulai usaha pembuatan alat pertanian berbahan besi sejak 1992 silam. Setiap harinya, pria yang memiliki 2 bengkel pembuatan alat pertanian ini dapat menghasilkan hingga 100 buah cangkul.

“Selain cangkul, di sini kita juga membuat sabit, parang, dan alat pertanian lainnya. Sebenarnya, ada juga yang memesan alat panen sawit dan semacamnya, tapi kita tidak bisa membuatnya,” terangnya.

Terkait persaingan pasar yang makin kompetitif, Sudiro dan para perajin alat pertanian tradisional di Bandungrojo berharap pemerintah turun tangan. Dirinya mengaku, pemerintah telah melakukan berbagai pelatihan namun dampaknya tak banyak terasa.

“Banyak perajin lokal yang kalah secara kualitas dan keberanian dalam menentukan harga, nah kita berharap pemerintah memperhatikan ini. Kita berharap, pemerintah membantu perajin bagaimana caranya, agar menghasilkan produk berkualitas dengan harga yang pantas,” pungkasnya. (jyk)