fbpx
OPINI  

KEMERDEKAAN MORAL DAN KARAKTER BANGSA

Hamdan mantan ketua PC PMII BLORA
M. Misbakhul Hamdan (Mantan Ketua Pc. PMII Blora Mahasiswa Pasca Sarjana Ketahanan Nasional UI)
Hamdan mantan ketua PC PMII BLORA
M. Misbakhul Hamdan (Mantan Ketua Pc. PMII Blora Mahasiswa Pasca Sarjana Ketahanan Nasional UI)

Dialektika Ketahanan Nasional

Kajian dialektis mengenai ketahanan nasional selalu berbicara mengenai kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala tantangan internal maupun eksternal. Respon terhadap tantangan internal dan eksternal suatu bangsa diharapkan mampu membendung bahaya degradasi integritas, identitas, serta kelangsungan hidup bangsa dan negara sehingga cita-cita berbangsa dan bernegara dapat terwujud. Isu mengenai ketahanan nasional menyangkut pelbagai isu strategis skala global, regional, dan nasional. Artinya, masyarakat sebagai komponen bangsa sangat berperan aktif dalam mewujudkan ketahanan Republik Indonesia.

Kekuatan nasional merupakan media efektif untuk menggapai tujuan nasional. Untuk mengidentifikasi kekuatan nasional dibutuhkan wawasan geopolitik dan geostrategis suatu bangsa. Wawasan ini dibutuhkan untuk menggali kedalaman falsafah kehidupan berbangsa dan bernegara dan dimanifestasikan dalam karakter yang hidup di masyarakat. Kemerdekaan Indonesia yang sudah mencapai umur 71 tahun harus kembali melakukan perenungan-perenungan reflektif untuk mencarikan solusi pelbagai permasalahan bangsa akhir-akhir ini. Generasi muda diharuskan untuk menggali pemahaman tentang kebangsaan

Untuk mendapatkan pemahaman komprehensif mengenai geopolitik Indonesia, harus dimulai dengan pemahaman terhadap wawasan nusantara. Pengetahuan tersebut harus mencakup pada aspek sejarah lahirnya bangsa Indonesia sampai pemahaman terhadap cita-cita dan ideologi bangsa. Pemahaman geopolitik merupakan pengetahuan fundamental dalam pengembangan strategi pembangunan nasional dan pertahanan. Tidak hanya kajian geopolitik, kajian geostrategis juga sangat dibutuhkan untuk memahami aspek natural dan aspek sosial serta melihat dinamika problematika kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebagai kajian yang luas dan multidisiplin, isu ketahanan nasional mencakup banyak hal. Namun dalam tulisan ini difokuskan kepada pembentukan karakter masyarakat Indonesia sebagai upaya dalam mewujudkan ketahanan nasional Indonesia. Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 bisa diraih dengan karakter kolektif suatu bangsa yang begitu kokoh serta fokus kepada cita-cita berbangsa dan bernegara. Tanpa adanya kekuatan karakter, mustahil Indonesia bisa merdeka apalagi mempertahankan kemerdekaan tersebut sampai sekarang.

Pendidikan sebagai Kekuatan Ketahanan Nasional

Akhir-akhir ini kita seolah dihadapkan pada dekadensi moral serta degradasi karakter bangsa, khususnya dalam dunia pendidikan. Semakin lama dunia pendidikan Indonesia semakin berada pada titik nadir yang sampai pada tahap mengkhawatirkan. Kasus kekerasan dalam dunia pendidikan seakan-akan menjadi benalu dalam dunia pendidikan yang akan melumpuhkan urat saraf pembentukan karakter bangsa. Padahal, pembentukan karakter dan penegasan pembentukan identitas bangsa bersumber dari dunia pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu bangsa merupakan sebuah peluang besar untuk menciptakan ketahanan nasional yang tangguh dan kuat.

Meningkatnya kekerasan dalam dunia pendidikan merupakan suatu bukti yang tidak terbantahkan bahwa ketahanan nasional indonesia berada dalam kondisi terancam. Ancaman ini datang dari internal masyarakat Indonesia dalam berbangsa dan bernegara. Falsafah pendidikan Pancasila belum bisa diaktualisasikan dengan baik dalam dunia pendidikan Indonesia. Carut-marutnya pendidikan Indonesia hanya satu aspek ancaman internal yang harus diselesaikan. Belum lagi aspek internal lain yang juga sangat mengkhawatirkan.

Hans J. Morgenthau (1989), menjelaskan bahwa terdapat dua faktor yang memberikan kekuatan suatu negara yaitu, faktor-faktor yang relatif stabil (stable factors) dan faktor-faktor yang relatif berubah (dinamic factors). Faktor-faktor yang relatif stabil menurut Morgenthau terdiri dari keadaan geografis dan sumber daya alam. Sedangkan faktor-faktor yang selalu berubah tersebut ialah, industri, militer, demografi, karakter nasional, moral nasional, dan kualitas pemerintah.

Beranjak dari teori Morgenthau, karakter dan moral nasional merupakan sebuah sumber kekuatan nasional yang bisa berubah. Artinya, karakter dan moral nasional bisa saja menjadi kekuatan di suatu waktu dan juga bisa menjadi ancaman ketahanan nasional di waktu yang lain. Pendidikan merupakan wahana pembentukan karakter dan moral bangsa. Jika dunia pendidikan rusak, maka kekuatan negara juga akan tergerus dengan sendirinya. Negara perlu memandang serius pembenahan pendidikan sebagai sumber kekuatan ketahanan nasional. Dekadensi moral dan karakter yang terjadi beberapa waktu terakhir merupakan tamparan bagi dunia pendidikan Indonesia. Ke depan, tentu kita tidak menginginkan adanya kasus kekerasan dalam dunia pendidikan sebagaimana yang terjadi di Makasar beberapa waktu lalu.

Pemahaman ini harus dibangun dan diwujudkan secara kolektif sebagai kesadaran nasional. Momentum peringatan 71 tahun kemerdekaan Indonesia harus dipahami sebagai kemerdekaan dalam pengembangan dan pembentukan karakter bangsa. Karakter bangsa harus tergali dari refleksi internalisasi falsafah dan historis bangsa Indonesia. Kondisi global dan proses globalisasi jangan sampai membentuk bias karakter dan moral bangsa. Generasi muda Indonesia harus melek terhadap tradisi leluhur yang selalu dihiasi dengan nilai-nilai kebijaksanaan. Refleksi sejarah dan kebijaksanaan tradisi nusantara harus diajarkan secara masif.

Dalam era global, tingginya intensitas hubungan antar bangsa dan antar individu dari pelbagai negara bisa berakibat negatif terhadap ketahanan nasional Indonesia. Globalisasi sebagai suatu kondisi tidak bisa dihindari, tapi globalisasi sebagai proses yang terus-menerus terjadi bisa diminimalisir efek negatifnya bagi suatu bangsa. Kemerdekaan hakikatnya adalah memerdekakan diri dari pengaruh negatif yang akan menjangkiti ketahanan nasional. Dunia pendidikan harus menjadi penawar sakitnya karakter bangsa saat ini. Jangan sampai dunia pendidikan menjadi buah simalakama bagi ketahanan nasional Indonesia.

Penulis : M. Misbakhul Hamdan  (Mantan Ketua Pc. PMII Blora Mahasiswa Pasca Sarjana Ketahanan Nasional UI)

Gambar :  M. Misbakhul Hamdan

BACA JUGA :

Pelayanan Masyarakat Dan Pembengkakan Gaji PNS

SAMINISTA : GARDA DEPAN PENDUKUNG PERSIKABA