Blora – Pemerintah Kabupaten Blora mengapresiasi, penghargaan setinggi-tingginya terhadap peran Samin Surosentiko yang sangat besar dan konkrit untuk pembangunan di wilayah Kabupaten Blora.
Bupati Blora, Arief Rohman merasakan perannya selama ia menjabat sebagai Wakil Bupati Blora selama lima tahun sampai hari ini menjadi Bupati Blora sudah satu tahun. Menurutnya, samin merupakan khazanah yang sangat luar biasa.
“Orang mungkin mencibir, orang sekitar kadang bilang ‘Oh nyamin, oh samin’. Sebenarnya dibalik itu merupakan khasanah yang luar biasa, dikatakan kalau ini tertinggal atau macam-macam, tidak. Justru inovasi sedulur sikep ini sangat luar biasa,” tuturnya, Selasa (15/3).
Kesadaran dalam bermasyarakat dan berinteraksi dari semua lini kebudayaan, kesenian, pertanian. Kita harus acungi jempol pada sedulur sikep. Pertanian yang diciptakan sangat luar biasa seperti contoh pertanian organik.
“Perannya juga sudah melompat dalam sisi kebudayaan dan kesenian, bahkan inovasi-inovasi kampung budaya ada yang membatik, desa wisata dan lain-lain. Ini sudah ada di Blora. Banyak tamu yang berkunjung ke kampung samin untuk bisa menjadi referensi,” ungkapnya.
Terbaru, sedulur sikep di Blora persebarannya sangat banyak, lebih dari sepuluh lokasi. Ke depan akan didukung dari pemerintah, bahwa kampung samin yang tersebar lebih dari sepuluh lokasi di Blora akan didorong untuk memperkaya khazanah kebudayaan.
“Di samping itu, kabupaten sekitar akan kita ajak untuk bersama-sama. Bahkan dari Sawahlunto ini sangat apresied sekali ketika saya kabari kalau ada kegiatan ini berkenan untuk hadir di Blora. Acara nanti malam dipusatkan di tempatnya Gunretno (salah satu sesepuh sedulur sikep),” ucapnya.
Selain sebagai kesenian dan kebudayaan, samin ini menjadi patron, ketokohan, bahkan kalau zaman Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), laku dari pada calon ini bagaimana bisa berburu mendapatkan restu secara ritual, istilahnya di ‘suwuk’ itu sudah menjadi kepercayaan.
Musim Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) juga banyak yang datang ke tokoh samin, karena ranahnya sudah dianggap sebagai doa restu yang itu membuat para calon tersugesti. Kalau sudah mendapat restu dari tokoh ini akan diberikan kemudahan.
“Saya juga sering mendampingi pejabat dari Jakarta, levelnya Dirjen datang ke samin untuk minta doa restu. Kalau kita ingat, Pak Presiden saja menyempatkan ke Mbah Lasio (Samin Kelopoduwur) minum kendi. Pak Gubernur pun sudah beberapa kali mengunjungi samin,” terang Bupati.
Ia menilai, dari ajaran kesenian dan kebudayaan ini ranahnya juga sudah bergeser ke politik, karena sudah menjadi patron. Ke depan pihaknya ingin kampung samin akan menjadi icon Blora untuk wisata. Kuliner kampung samin juga enak dan tradisional. Dia beberapa kali membawa Pak Menteri ke samin.
“Kalau saya mengunggah kuliner samin pada tanya, itu di mana? Dan masakannya masih mempertahankan menu lokal. Makan pakai daun jati, alasnya pake ‘cowek’. Nasinya nasi jagung, sayurnya model yang kampung, ini sangat menarik sekali,” katanya.
Kita, lanjut Arief, akan terus mendukung program dari sedulur-sedulur ini, dalam rangka untuk memberikan manfaat untuk lingkungan sekitar. Pemkab Blora juga akan bersinergi juga dengan Sawahlunto, akan menyambungkan saudara tua dengan saudara muda. Bicara samin identik dengan Blora, Sawahlunto dan masyarakat sekitar.
Ke depan akan menjadi unggulan Blora dan akan bersinergi dengan sedulur yang ada di samin. Bupati mengaku akan berkomunikasi dengan Dirjen Kebudayaan dalam rangka menseriusi bagaimana samin ini menjadi icon Blora, bahwa Blora identik dengan Kota Samin.
“Bahkan Bupati Bojonegoro (Anna Mu’awanah, red) sudah membuat tugu samin. ‘Tidak bisa bahwa samin hanya di claim Blora,’ kata Bupati Bojonegoro. Dan Bojonegoro juga mengakui samin menjadi khazanah kekayaan bagi Bojonegoro juga,” jelasnya. (Jam).