fbpx

KISAH PANGERAN JATIKUSUMO MENCARI PUSAKA PAJANG YANG HILANG

Sumur Magung di Desa Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora, tempat Pangeran Jatikusuma menyalakan obornya saat mencari pusaka Pajang yang hilang
Sumur Magung di Desa Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora, tempat Pangeran Jatikusuma menyalakan obornya saat mencari pusaka Pajang yang hilang

Meskipun pihak Mataram terkenal sangat garang, tetapi untuk hal tersebut pihak Mataram meluluskan permintaan Pangeran Benawa untuk tidak mengambil pusakan kerajaan tersebut. Begitulah, akhirnya Pangeran Benawa masih tetap dapat menyimpan pusaka pemberian ayahandanya tersebut.

Pusaka Wulu Domba Pancal Panggung adalah kumpulan dari beberapa pusaka bertuah Kerajaan Pajang yang terdiri atas Tumbak Kyai Karawelang, Keris Kyai Semburat, Kudi Trantang, Panah Kyai Sapu Jagat, dan Pedang Kyai Clengkrong.

Kelima pusaka tersebut ditempatkan dalam sebuah guci buatan Cina. Dalam keyakinan Pangeran Benawa, kelima pusaka tersebut merupakan yoni atau wahyu untuk keraton. Artinya, barang siapa memiliki atau menyimpan pusaka tersebut, dia akan mendapatkan wahyu keraton.

Pangeran Benawa dan beberapa orang pengikutnya menata kembali sisa wilayah Pajang yang sebagian sudah dirampas oleh Kerajaan Mataram. Berbekal pusaka Wulu Domba Pancal Panggung ia mengembangkan wilayah kekuasaan ke seberang timur Bengawan Sala.

Wilayah-wilayah perluasan tersebut di antaranya adalah Kabupaten Bojonegoro dan Rajegwesi. Tindakan Pangeran Benawa dalam memperluas wilayah kekuasaan tersebut sebenarnya kurang disetujui oleh saudara-saudaranya karena akan mendatangkan risiko yang tidak ringan.

Perluasan wilayah yang dilakukan Pangeran Benawa tersebut membuat Bupati Rajegwesi merasa terancam. Bupati Rajegwesi menyiapkan diri untuk berjaga-jaga bila terjadi tersuatu yang tidak diinginkan.

Ia mengatur strategi agar dapat menghalau pasukan Pangeran Benawa dari bumi Rajegwesi. Dari mata-mata dan sejumlah telik sandi yang dikerahkan, Bupati Rajegwesi mengetahui bahwa Pangeran Benawa mengandalkan pusaka keramat Kerajaan Pajang.

Oleh karena itu, Bupati Rajegwesi menyusun siasat untuk mencuri pusaka keramat tersebut. Bupati Rajegwesi mengumpulkan semua petinggi dan tetua Kabupaten Rajegwesi dalam pengaturan siasat menghadapi pasukan Kerajaan Pajang.

Di antara para tumenggung yang hadir dalam persidangan tersebut, hanya seorang modin dari Kuncen yang menyanggupi untuk mencuri Pusaka Pajang yang berada di Panolan tersebut. Singkat cerita, Modin Kuncen itu pun segera berangkat ke Panolan dengan didampingi Modin Ngoken.