fbpx

KISAH PERTEMPURAN ARYA PENANGSANG DAN SUTAWIJAYA

Sebenarnya Arya Jipang belum tewas. Patih Metahun mengetahui kondisi itu sehingga ia beserta Arya Mataram kemudian menjemput Arya Jipang dan mengajaknya kembali ke Jipang.

Setelah pertempuran dengan Sutawijaya, Arya Jipang, para punggawa, dan keluarganya memutuskan untuk memerintah Desa Jipang Panolan. Namun, mereka melarang rakyatnya menceritakan keadaan yang sebenarnya. Pesan Arya Jipang itu dipegang teguh oleh orang-orang Desa Jipang Panolan sampai hari ini. Berita yang disebarkan oleh Ki Ageng Pemanehan, Ki Penjawi dan Ki Juru Mertani serta Sutawijaya bahwa Arya Jipang tewas dalam pertempuran tidak perlu disanggah oleh rakyat Jipang. Arya Jipang beserta adiknya Arya Mataram bahu membahu melebarkan kekuasaannya di sekitar Jipang. Arya Jipang akhirnya meninggal wajar dalam usia yang lanjut. Kegagahan dan keperwiraan Arya Jipang dan kegagahan kudanya, Gagak Rimang, tetap dikenang oleh rakyat Kabupaten Blora sampai sekarang.

(Disadur dari Buku CERITA RAKYAT JAWA TENGAH: KABUPATEN BLORA, Penerbit Balai Bahasa Jawa Tengah, 2017)