fbpx

KUKUHKAN DRD, BUPATI: HASIL RISET HARUS MAMPU BANGKITKAN EKONOMI RAKYAT!

Bupati Djoko Nugroho mengukuhkan kepengurusan DRD Kabupaten Blora.

Pasalnya, banyak perajin ukiran, gembol, dan furniture Blora justru beli kayu dari Wonogiri dan Gunungkidul karena harga yang dilepas Perhutani disini sangat mahal.

“Coba DRD lakukan kajian tentang kayu jati, bagaimana caranya agar perajin kayu kita bisa lebih mudah memperoleh bahan kayu glondongannya dari daerahnya sendiri. Blora termasyur dengan kekayaan jatinya, tapi malah ambil bahan baku dari daerah lain,” lanjutnya.

 

kepengurusan Dewan Riset Daerah (DRD) Kabupaten Blora
Pengukuhan kepengurusan Dewan Riset Daerah (DRD) Kabupaten

 

Selain masalah kayu, Bupati ingin potensi tanaman kelor di Kecamatan Kunduran, tepatnya Desa Ngawenombo dan sekitarnya ikut menjadi bahan kajian serta riset DRD. Karena sudah banyak tamu dari luar daerah bahkan luar negeri yang datang ke Blora hanya untuk belajar kelor.

“Coba DRD melakukan kajian dua ini dulu, jati dan kelor. Jika berhasil pasti bisa turut serta menekan kemiskinan,” imbuhnya.

Usulan Bupati Djoko Nugroho ini dikuatkan paparan Ketua Dewan Riset Nasional (DRN), Bambang Setiadi yang hadir dalam kesempatan ini. Pihaknya menegaskan, prinsip dasar Dewan Riset adalah inovasi.

Bambang menganalogikan, jika Blora akan mengkaji kelor maka harus siap melakukan perluasan budidaya kelor secara besar-besaran ketika sudah diketahui pasar internasional meliriknya.

“Buka lahan jangan 2-5 hektar saja, namun hingga 10 hektar atau lebih. Kelor itu bagus untuk kesehatan, saya pun mengonsumsinya. Jika terkelola dengan baik, maka akan berujung pada pembukaan lapangan kerja serta peningkatan ekonomi,” lanjutnya. (sya)