fbpx

KYAI NOOR HAMID KEDUNGTUBAN DAN BERBAGAI KAROMAHNYA

KH Noor Hamid, pendiri Yayasan Pendidikan Kartayuda dan Pengasuh Pesantren Assalam Kedungtuban.

Kedungtuban – KH Noor Hamid, pendiri Yayasan Pendidikan Kartayuda dan Pengasuh Pesantren Assalam Kedungtubanm, ternyata memiliki sejumlah karomah. Hal ini diceritakan oleh istri Kyai Noor Hamid dan beberapa santri yang pernah diajarnya.

Bloranews.com berhasil mewawancarai Nyai Umrotin istri almarhum Kyai Noor Hamid dan sejumlah santri yang pernah diajarnya. Mereka menceritakan berbagai karomah Kyai Noor Hamid.

 

KH Noor Hamid, pendiri Yayasan Pendidikan Kartayuda dan Pengasuh Pesantren Assalam Kedungtuban.

 

“Ketika Kyai Noor Hamid akan mengisi acara pengajian di daerah Ngraho, Jawa Timur. Bersama salah satu santrinya, Kyai Noor Hamid berangkat menggunakan motor dan harus menyeberangi Bengawan Solo dengan menggunakan perahu,” ucap Nyai Umrotin, Selasa (18/09).

Pengajian tersebut berakhir pada malam hari. Saat perjalanan pulang, Kyai Noor Hamid dan santrinya tidak menemukan satu pun penyedia jasa pengeberangan perahu. Tak ayal, santri yang saat itu bersamanya pun tampak bingung.

Akhirnya, Kyai Noor Hamid menjadi supir dan berpesan pada santrinya untuk tetap diam dan tidak menengok ke kanan maupun ke kiri. Alhasil, motor yang dikendarai itu bisa menyeberangi Bengawan Solo tanpa menggunakan perahu.

Lain lagi dengan cerita Kang Suwaji, santri yang pernah mengecap pengajaran dari Kyai Noor Hamid Kedungtuban. Dia menceritakan saat Kyai Noor Hamid mengisi acara pengajian di sebuah desa di Jombang, Jawa Timur.

“Menjelang ceramah, ada orang-orang jahil yang sengaja mematikan mesin diesel,” ujar Kang Suwaji.

Kyai Noor Hamid tak kurang akal. Kyai yang dikenal santun ini segera melepas selop yang dikenakannya dan memulai pidato. Selop itu berbunyi seperti halnya mikrofon dan pengajian pun berlangsung lancar tanpa kendala.

Tak hanya itu, Kyai Noor Hamid pernah dihadang ratusan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) saat mengisi pengajian di kawasan Gayam Bojonegoro. Anehnya, tidak satu pun dari simpatisan partai komunis itu menyadari keberadaan Kyai Noor Hamid saat dia melintas.