fbpx

LEBIH DEKAT DENGAN LALAT HITAM, PENGURAI SAMPAH RAMAH LINGKUNGAN

Petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Blora menunjukkan tempat pembiakan Lalat Tentara Hitam di TPA Sampah Desa Temurejo Kecamatan Blora Kota, Blora
Petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Blora menunjukkan tempat pembiakan Lalat Tentara Hitam di TPA Sampah Desa Temurejo Kecamatan Blora Kota, Blora

Blora- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora mencoba inovasi baru dalam penguraian sampah. Metode baru ini, memanfaatkan Lalat Tentara Hitam (Black Soldire Fly/BSF) yang terbukti mampu mengurai sampah lebih cepat dan efisien.

Kepala DLH Blora, Dewi Tedjowati mengemukakan, dengan berbagai kelebihan yang dimiliki Lalat Tentara Hitam dalam mengurai sampah, metode ini akan diterapkan di sejumlah Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah di Kabupaten Blora, Selasa (15/01).

 

Petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Blora menunjukkan tempat pembiakan Lalat Tentara Hitam di TPA Sampah Desa Temurejo Kecamatan Blora Kota, Blora
Petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Blora menunjukkan tempat pembiakan Lalat Tentara Hitam di TPA Sampah Desa Temurejo Kecamatan Blora Kota, Blora

 

Berikut ini proses pembiakan Lalat Tentara Hitam di TPA Sampah Desa Tempurejo Kecamatan Blora Kota, Kabupaten Blora, seperti dipaparkan Kepala Bidang Kebersihan, Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun DLH Blora, Didik Triarso kepada Bloranews.com.

(1) Lalat Tentara Hitam dikembangbiakkan di tempat yang disebut nursery. Setelah lalat bertelur, telur-telur tersebut dipisahkan dan ditempatkan ditempat yang berbeda untuk proses penetasan.

(2) Setelah menetas dan berusia 5 hari diletakkan pada sampah organik. Setelah 10 hari, maka larva tersebut sudah dapat dipanen dan ditebarkan ke tumpukan sampah untuk bekerja mengurai sampah.

(3) Pengembangbiakan lalat hitam ini untuk menghasilkan maggot atau belatung. Belatung dari lalat hitam inilah nanti yang akan bekerja untuk mengurai sampah, sehingga volume sampah akan berkurang dan mengurangi bau sampah.

“Kami terus berfikir bagaimana agar jumlah sampah di Blora bisa dimusnahkan tanpa menyebabkan pencemaran lingkungan. Akhirnya kami memilih dengan metode BSF ini,” pungkas Didik. (rsd)