fbpx

LEBIH DEKAT DENGAN LETDA TOPAN, ANAK KADES DOPLANG YANG JADI “CALON JENDERAL”

Letda Topan Wahyudi Putra (dua dari kiri) didampingi kedua orang tua dan kedua adiknya berfoto bersama di depan Istana Negara Jakarta usai dilantik Presiden Joko Widodo.
Letda Topan Wahyudi Putra (dua dari kiri) didampingi kedua orang tua dan kedua adiknya berfoto bersama di depan Istana Negara Jakarta usai dilantik Presiden Joko Widodo.

Jati- Sebanyak 259 taruna Akademi Militer (Akmil) dilantik menjadi perwira pertama TNI Angkatan Darat dengan pangkat Letnan Dua (Letda). Pelantikan dan pengambilan sumpah setia para “Calon Jenderal” tersebut dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/7) lalu.

 

Letda Topan Wahyudi Putra (dua dari kiri) didampingi kedua orang tua dan kedua adiknya berfoto bersama di depan Istana Negara Jakarta usai dilantik Presiden Joko Widodo.
Letda Topan Wahyudi Putra (dua dari kiri) didampingi kedua orang tua dan kedua adiknya berfoto bersama di depan Istana Negara Jakarta usai dilantik Presiden Joko Widodo.

 

Dari 259 lulusan akademi Akmil yang dilantik tersebut, salah satunya adalah Letda Topan Wahyudi Putra, asal Desa Doplang Kecamatan Jati. Putra dari Suwadi, Kepala Desa Doplang ini berhasil masuk 20 besar lulusan terbaik dengan nilai  cumlaude (IPK 3,59).

Perwira pertama kelahiran 1 Agustus 1997 ini menceritakan, dirinya baru memiliki keinginan menjadi anggota TNI saat duduk di kelas II SMA. Banyak hal yang diceritakannya saat dikunjungi awak media di rumahnya.

“Awalnya ingin menjadi atlit, tapi setelah melihat kakak kelas saat berkunjung ke sekolah menggunakan seragam taruna Akmil dan terlihat terlihat gagah. akhirnya jadi kepingin”, kata Topan, Senin (22/07).

Dengan didampingi kedua orang tuanya, alumni SMA 1 Randublatung tahun 2015 ini menambahkan, saat kelas III SMA keinginannya masuk Akmil makin kuat. Hal ini dikarenakan, Komandan Koramil Jati saat itu, Kapten Inf. Rifai sering memberikan motivasi kepadanya.

“Akhirnya niat saya makin kuat untuk mendaftar ikut seleksi masuk Akmil dan Alhamdulillah diterima”, tambah anak pertama dari tiga bersudara pasangan Suwadi dan Suyantini ini.

Saat masih duduk di bangku SMA. Topan banyak meraih prestasi. Mulai dari juara 1 pencaksilat di Pekan Olahraga Pelajar Wilayah (Popwil), medali perak cabang olahraga pencaksilat pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) hingga siswa teladan tahun 2015 pernah diraihnya. Tidak disangka sederet prestasi tersebut memudahkan langkahnya masuk ke Akmil.

 

Letda Topan Segera Bergabung di Kopassus

Ketika di Akmil, prestasi Topan pun berlanjut. Diantarnya meraih medali perak cabang menembak pistol individu di Pekan Olahraga Resimen dan juara III nomor kelompok parade dan defile.

“Awal masuk sempat minder, karena Saya hanya anak dari desa. Semangat juga sempat turun naik saat pendidikan. Tetapi, Saya selalu teringat tujuan awal Saya. Karena Saya tidak ingin mengecewakan orang tua dan keluarga”, kenang pengagum sosok Jenderal Sudirman ini.

Topan mengaku, saat ini dirinya sedang bersiap untuk melanjutkan karier milter di kesatuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Sejumlah persyaratan pun telah dipenuhinya untuk masuk di kesatuan pasukan elit tersebut.

“Tinggal menunggu perintah saja. Mohon do’anya semoga selalu diberi kemudahan dan kelancaran,” ujar perwira pertama yang sudah menggeluti seni beladiri pencaksilat sejak kelas V SD tersebut.

Sebagai seorang prajurit, Topan menegaskan dirinya siap ditempatkan dimana saja. Diapun bertekat membuat keluarga bangga dengan memberikan pengabdian terbaik bagi bangsa dan negara.

“Untuk teman-teman para pemuda di Kabupaten Blora, jangan pernah merasa takut masuk di Akmil. Tetaplah percaya pada kemampuan diri sendiri. Semua pasti bisa bersaing. Kalau ada anggapan masuk Akmil itu sulit dan butuh biaya besar, image itu sangat tidak benar,” pungkasnya sambil berharap, kedua adik laki-lakinya kelak juga bias mengikuti jejaknya masuk dunia militer.

Sang ayah, Suwadi. membenarkan apa yang diungkapkan Topan. Menurut Suwadi, dirinya tidak pernah mengeluarkan biaya besar untuk sang anak selama menjalani masa pendidikan di Akmil.

“Saat awal seleksi masuk, Topan hanya menggunakan beasiswa yang diperolah dari meraih medali perak di even O2SN. Begitu juga selama pendidikan semua biaya sudah ditanggung kesatuan,” ungkap Suwadi.

Pria yang juga Kepala Desa Doplang ini berharap, keberhasilan yang telah diraih Topan, tidak membuat sang anak lupa diri. Ia berpesan Topan dapat mengemban amanah dan tanggungjawab dengan baik.

“Sebagai orang tua tentu bangga. Tapi jalan masih panjang. Kami selalu berharap agar tetap rendah hati dan tanggungjawab,” pesan Suwadi yang diamini sang istri, Suyantini. (tri)