fbpx

LEBIH DEKAT DENGAN SITI ROHWATI, ANAK PETANI LULUSAN TERBAIK IAIN KUDUS

Namanya Siti Rohwati. Anak buruh tani asal Desa Kepoh, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Usahanya untuk mendapatkan pendidikan patut diacungi jempol. Baru-baru ini, perempuan berhijab ini menjadi salah satu mahasiswa lulusan terbaik IAIN Kudus.
Siti Rohwati,Lulusan terbaik IAIN Kudus.

Blora, BLORANEWS – Namanya Siti Rohwati. Anak buruh tani asal Desa Kepoh, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Usahanya untuk mendapatkan pendidikan patut diacungi jempol. Baru-baru ini, perempuan berhijab ini menjadi salah satu mahasiswa lulusan terbaik IAIN Kudus.

Siti bercerita, sejak kecil dirinya harus berjuang untuk mendapatkan pendidikan. Apalagi kondisi desanya termasuk di dalam hutan. Jauh dari keramaian. Waktu masih SD, apalagi saat musim hujan tiba, dia harus digendong sang ayah untuk menuju sekolah. Bukan karena sakit, melainkan kondisi jalan yang rusak.

“Orang tua saya buruh tani. Lahan sawah waktu itu juga tidak punya. Beli sepatupun susah. Namun saya terus berjuang dan selalu berusaha memberikan yang terbaik,” ucapnya dengan bangga.

Saat SD, Siti mengaku dirinya ingin mondok. Dirinya juga terus berusaha menyakinkan orangtuanya. Gayung bersambut, orang tua setuju. Bahkan sapi satu-satunya rela dijual untuk biaya mondok. Untungnya, saat dipondok dia mendapatkan beasiswa. Salah satu penyebabnya karena dia masuk keluarga tidak mampu.

“Saat sudah di pondok, alhamdulillah rezeki orang tua ngalir. Usai SMP hingga mau lanjut ke SMA akhirnya memutuskan untuk mondok lagi,” imbuhnya.

Mahasiswa Program Studi Pengembangan Islam dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,83 ini menambahkan, saat memasuki masa kuliah, dia sempat mendaftar di 3 perguruan tinggi. IAIN Walisongo Kudus, IAIN walisongo Salatiga dan UIN Walisongo Semarang.

“Saat mengikuti tes selama tiga hari, saya diantar sama bapak motoran dari rumah ke lokasi. Yaitu di IAIN Walisongo Kudus, IAIN Walisongo Salatiga dan UIN Walisongo Semarang. Dari tiga itu, dua diantaranya diterima. Namun akhirnya, memilih IAIN Kudus,” ucapnya saat bercerita.

Tak sampai disitu, saat memasuki kuliah, perjuangannya memberikan yang terbaik untuk kedua orangtua terus ia lakukan. Bahkan diawal masuk kuliah, mulai semester satu sampai dengan semester dua, ia harus berhemat lantaran terhambat uang saku.

“Saat awal ibu jualan nasi jagung keliling desa. Dari doa orang tua dan kerja keras, Alhamdulillah di semester 3 mendapatkan beasiswa,” tuturnya.

Siti juga berharapan untuk anak-anak desa jika mempunyai keinginan bisa sungguh sungguh. Terus berusaha hingga cita cita itu tercapai. Saya ingin menjadi motivasi generasi muda. Utamanya di Desa Kepoh. Sebab, di sana pendidikannya masih minim. Mereka harus tahu pentingnya sebuah pendidikan. Terlebih untuk seorang perempuan. Tidak hanya di rumah saja, namun bisa lebih memanfaatkan potensinya.

Berkat kerja kerasnya selama ini, dia mendapat simpati dari Bupati Blora Arief Rohman. Orang nomor satu di Blora ini mengapresiasi kegigihan dan kesungguhan mahasiswa yang berasal dari pelosok desa namun tetap berprestasi ini.

“Mbak Siti ini orang tuanya petani, buruh tani. Desanya di tengah hutan dari Desa Kepoh. Kita terharu sekali. Sejak kecil mau berjuang, sehingga SMP mondok SMA mondok dan sebagainya. Ini tentu menjadi inspirasi bagi kita semua. Bagi adek-adek yang masih belajar untuk terus bersungguh-sungguh dalam menimba ilmu,” ucap Bupati Arief. (Sub).