fbpx

LPPNU BLORA LAKUKAN PANEN PERDANA PADI ORGANIK

Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) lakukan panen perdana padi organik bersama Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah, di areal persawahan Desa Sonokidul, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora Jumat, (18/2).
Panen perdana padi organik LPPNU Blora bersama petani binaan.

Blora- Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) lakukan panen perdana padi organik bersama Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah, di areal persawahan Desa Sonokidul, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora Jumat, (18/2).

Ketua PCNU Blora, Muhammad Fatah menyampaikan, LPPNU akan senantiasa mendampingi petani yang menanam padi organik. Mulai dari pembuatan pupuk, perawatan hingga pemanenan.

“Harapannya ini akan menjadi contoh petani lainnya untuk ikut menanam padi organik, sehingga bisa lebih banyak lagi yang beralih ke padi organik. Kami dari PCNU siap untuk mendampingi lewat LPPNU. Jika belum bisa membuat pupuk sendiri, kita latih dan ada pupuk yang siap pakai juga, berikut benihnya,” ujarnya.

Sementara itu, Rois Syuriyah PWNU Jateng, KH. Ubaidillah Shodaqoh mengapresiasi LPPNU Blora dalam hal pendampingan padi organik. Pihaknya siap membantu proses pemasaran hasil produksi jika dirasa ada kesulitan.

“Jika kesulitan memasarkan, bilang saja sama PWNU Jawa Tengah. Kita siap bantu menjualkan, karena pada dasarnya kaum nahdliyin ini juga mayoritas petani. Kami nanti minta data berapa total kemampuan produksi beras organik di Blora. Petani adalah roh kita. InshaAllah kita akan mendapatkan keberkahan melalui pertanian organik ini,” terangnya.

Pendampingan yang dilakukan LPPNU mendapat respon positif dari petani binaan. Mereka merasa senang dan optimis untuk melanjutkan penanaman padi organik kedepannya.

“Untuk tanam perdana ini variestasnya raja lele, hasil panennya memang masih sama seperti sebelumnya karena memang kesuburan tanahnya sedang proses pemulihan. Namun yang jelas lebih sehat karena tidak pakai pupuk kimia. Saya yakin nantinya akan memperoleh hasil lebih baik lagi. Sedangkan untuk harga gabah, untuk gabah biasa laku 4500 per kg, untuk yang organik 5500 per kg dan bisa lebih, siap ditampung BUMDes,” ucap Handoko, petani binaan LPPNU. (Kin).