fbpx

MBAH SIH NGAWEN, LANSIA SEBATANG KARA YANG MEMPRIHATINKAN

Mbah Sih (83) di rumahnya yang berlantai tanah dan berdinding anyaman bambu (kepang / gedhek ) yang telah lapuk.

Ngawen – Mbah Sih (83), hidup sebatangkara di usianya yang telah renta. Tinggal di sebuah rumah berusia tua dengan atap yang penuh lubang di Dukuh Sukolilo Kelurahan Ngawen. Dinding rumahnya, terbuat dari anyaman bambu (kepang / gedhek) yang telah lapuk dimakan usia. berlantai tanah, dimana ketika hujan turun menjadi Becek dan berbau tak sedap, karena Mbah Sih tak mampu lagi merapikan rumahnya.

 

Mbah Sih (83) di rumahnya yang berlantai tanah dan berdinding anyaman bambu (kepang / gedhek ) yang telah lapuk.

 

Di usia senja, Mbah Sih didera berbagai penyakit yang kerap menjangkiti lansia. Mulai dari rematik, pikun dan melemahnya kemampuan berbicara. Untuk berjalan, Mbah Sih harus dibantu dengan tongkat kayu.

Tim Blora Updates Peduli berkunjung ke gubuk Mbah Sih untuk melihat kondisi lansia ini secara langsung. Benar saja, Mbah Sih dengan tubuh lemahnya sedang terbaring di sebuah ranjang yang berbau menyengat. Dengan tenaganya yang tersisa, Mbah Sih mencoba duduk untuk menyambut Tim Blora Updates Peduli.

Tak banyak dialog yang berhasil dilakukan Tim Blora Update Peduli kepada Mbah Sih. Hanya sebatas kata-kata pendek yang kadang tak jelas maknanya keluar dari mulut lansia itu. Tak berapa lama, datanglah Bu Bambang (61), tetangga dekat Mbah Sih.

 “Saudara dan kerabat Mbah Sih itu banyak, tapi semuanya di luar kota dan beberapa tahun terakhir belum mmengunjungi Mbah sih. Ya saya ini, yang ngirim makanan untuk Mbah Sih setiap hari, kadang membantu ketika mandi dan yo karo ngawas ngawasi mas.” ucap Bu Bambang yang masih kental logat betawinya karena berasal dari Jakarta kepada Tim Blora Updates Peduli seperti dikutip Bloranews.com, Minggu (19/11).

Bu Bambang menambahkan Mbah Sih sebenarnya sering diberi uang oleh orang yang iba, tap sering hilang karena pikun. Hiasan kayu yang ada di rumah Mbah Sih pernah dicuri orang.

 “Mbah Sih ini, seperti lansia pada umumnya. Di usia senja tidak mau merepotkan keluarga atau siapa pun. Meski hidupnya memprihatinkan, Mbah Sih lebih memilih bertahan meski kadang kita sebagai anak muda merasa sangat kasihan,” ucap Tim Blora Update Peduli Adi.

Dalam percakapan ringan setelah penyerahan paket sembako kepada lansia sebatang kara ini, Tim Blora Update Peduli berharap adanya respon dari keluarga Mbah Sih atas kondisi lansia ini yang semakin memprihatinkan.

“Saya rasa, ada dua hal yang paling mungkin dilakukan. Pertama, pihak keluarga turun tangan dengan memberikan semacam gaji bagi tetangga yang merawat Mbah Sih. Kedua, Mbah Sih harus pasrah dengan tetangga yang merawatnya, dengan memberi imbalan sehingga hidupnya bisa terjamin sampai tutup usianya nanti,” ucap Arif Firmansyah Koordinator Blora Update Peduli sesaat sebelum meninggalkan gubuk lansia sebatang kara itu.

Reporter : Jacko Priyanto