fbpx

MELIHAT LEBIH DEKAT SOSOK BAMBANG TRI, PENGGUGAT IJAZAH PALSU JOKOWI

Bambang Tri Mulyono seorang penggugat ijazah Jokowi saat menghadiri sidang belum lama ini.
Bambang Tri Mulyono seorang penggugat ijazah Jokowi saat menghadiri sidang belum lama ini.

Tunjungan, BLORANEWS – Baru-baru ini sosok penulis buku Jokowi Undercover muncul lagi. Dia adalah Bambang Tri Mulyono, menggugat ijazah Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) karena dianggap palsu. Ia merupakan pria asal Blora.

Pria kelahiran tahun 1971 ini alamat tepatnya di Dukuh Jambangan RT 01 RW 01, Desa Sukorejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora.

Saat jurnalis Bloranews berkunjung ke rumahnya sempat bertemu dengan kakak iparnya bernama Sutikno (70), ia menceritakan sosok Bambang Tri Mulyono yang saat ini ditangkap Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri di Hotel Sofia, Tebet, Jakarta Selatan, terkait dugaan pelanggaran Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dengan nomor LP/B/0568/IX/2022 Bareskrim Mabes Polri tanggal 29 September 2022.

“Mul (sapaan akrab Bambang Tri Mulyono di desa, red) pribadi yang baik. Sejak kecil ia menulis. Ia menulis apa adanya,” ucap Sutikno yang beristri dengan kakak pertama Bambang Tri, Jum’at (14/10).

Sutikno yang merupakan seorang pensiunan guru ini mengatakan, dua kali rumahnya didatangi kepolisian.

“Beberapa hari lalu polisi mencari alamatnya Mul untuk mengirim surat dari Bareskrim. Tapi yang bersangkutan tidak ada di rumah,” ungkapnya.

Bambang Tri pernah menempuh pendidikan perkuliahan di Universitas Jendral Soedirman Purwokerto, memiliki dua anak (wanita dan pria) dari istri keduanya. Sutikno mengaku, hampir dua tahun ini jarang berkomunikasi dengan Bambang Tri.

“Saya jarang komunikasi. Habis keluar penjara, Mul pernah tinggal di sini sama anak istrinya. Anaknya juga dulu sekolah di sini. Kalau di rumah dia suka keluyuran,” terang Sutikno.

Sutikno saat menikah dengan kakak Bambang Tri, kala itu adik dari politisi Bambang Sadono masih duduk di bangku sekolah dasar. Bambang Tri SD di desanya, kemudian SMPN 2 Blora dan melanjutkan ke SMAN 1 Blora. Menurut Sutikno, pihak kepolisian beberapa kali mencari Bambang Tri di rumahnya.

“Mul itu anak ragil dari enam bersaudara. Mul waktu masih di penjara saya pernah besuk satu kali. Kalau tetangga sini tidak pernah nah komentar soal Bambang Tri. Saat dicari polisi, saya ya tidak kaget, karena sudah beberapa kali dicari,” ucap Sutikno.

Kawasan rumah yang disinggahi Bambang Tri cukup luas, terdapat dua pohon mangga di depan rumahnya. Rumahnya juga dekat dengan pasar tradisional desa setempat. Sebelah barat perempatan pasar Jambangan adalah rumah masa kecil Bambang Tri.

Di mata tetangga, Bambang Tri Mulyono yang juga pernah menulis buku Adam 31 Meter (sebelum buku Jokowi Undercover) ini merupakan sosok yang ramah.

“Mas Mul kumpul sama warga ya biasa, srawung. Sama orang seperti ini ya biasa. Pernah ngopi di sini juga. Tidur di warung juga biasa. Grapyak (ramah) lah,” ucap salah seorang tetangga, Abdul Rokim saat ditemui.

Menurut Rokim, Bambang Tri dulunya pernah mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blora, dua kali.

“Zaman Gus Dur awal tahun 2000 an, Mas Mul pernah nyalon DPRD Kabupaten Blora dapil lima, dari PKB. Tidak jadi tapi suaranya tertinggi. Kemudian pemilu berikutnya nyalon lagi di Partai Golkar, juga tidak jadi. Tapi suaranya tertinggi di partai,” ucap Rokim.

Menurut Rokim yang berprofesi tukang kayu ini, Bambang Tri pernah menjadi wartawan di Harian Sore Wawasan dan Jakarta Shimbun milik Jepang.

“Setahu saya dulu Bambang Tri adalah wartawan saat kuliah di Unsoed Purwokerto. Tapi sekarang, lama tidak pulang, hampir dua tahun,” pungkasnya. (jam)