fbpx

MIRIS! INDEKS PEMBANGUNAN GENDER KABUPATEN BLORA TERENDAH SE-JATENG EMPAT TAHUN BERUNTUN

PEREMPUAN
Ilustrasi :Niam Jamil

Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kabupaten Blora menjadi yang terendah se-Provinsi Jawa Tengah kurun waktu empat tahun terakhir. Hal itu menunjukkan bahwa kesenjangan kesejahteraan antara kaum laki-laki dan perempuan di Kabupaten Blora masih tergolong tinggi.

Secara konseptual, IPG sendiri merupakan indikator yang menggambarkan perbandingan capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) perempuan dan laki-laki.

IPG digunakan untuk mengukur keberhasilan upaya pembangunan kualitas hidup manusia dengan mengungkapkan capaian hidup perempuan dan laki-laki. Diukur dari umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, serta standar hidup yang layak.

Jika nilai IPG mendekati angka 100, maka semakin setara pembangunan perempuan dan laki-laki. Jika sebaliknya, berarti ketimpangan gender di suatu daerah masih tergolong tinggi.

Dilansir dari dokumen Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka 2022, Blora selalu menempati posisi terbawah kabupaten dengan IPG terendah se-Jawa Tengah. Tercatat sejak tahun 2017 hingga 2020.

Di tahun 2017, angka IPG Kabupaten Blora ialah 83,55. Kemudian meningkat ditahun 2018 dan 2019 menjadi 83,79 dan 83,96. Dan kembali alami penururunan di tahun 2020 dengan angka 83,88.

Torehan tersebut merupakan yang terendah diantara kabupaten lain yang ada di Jawa Tengah. Bahkan, terpaut Jauh jika dibanding Kabupaten Surakarta yang memiliki angka IPG tertinggi di Jawa Tengah, yakni sebesar 96,84 pada tahun 2020.

Capaian tersebut menandakan bahwa angka ketimpangan gender di Kabupaten Blora masih tergolong tinggi.

Selain itu, rendahnya angka IPG Kabupaten Blora juga bertentangan dengan tujuan mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga, berbangsa dan bernegara. Seperti yang termaktub dalam Peraturan Bupati Blora Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Umum Pengarusutamaan Gender di Kabupaten Blora. (Kin).