fbpx

NISFU SANAH DI PESANTREN AL ALIF: SANTRI DIUJI BACA KITAB GUNDUL

NISFU SANAH DI PESANTREN AL ALIF: SANTRI DIUJI BACA KITAB GUNDUL
Peringatan Maulid Nabi dan Nisfu Sanah di Pondok Pesantren Al Alif Setro, Desa Tamanrejo Kecamatan Tunjungan, Blora.

Tunjungan- Ratusan santri di Pondok Pesantren Al Alif Setro, Desa Tamanrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora menjalani tes membaca kitab kuning tanpa harokat (tanda baca). Kitab kuning jenis ini kerap disebut kitab gundul.

Acara ini dirangkai dengan peringatan Maulid Nabi 1440 H yang dihadiri dua habib, yakni Habib Mustofa dari Tuban dan Habib Hilmi dari Pekalongan. Hadir pula, Gubernur Jawa Tengah yang diwakili Biro Kesra Setda Jateng.

“Sudah menjadi tradisi bagi pesantren ini, tes membaca kitab kuning bagi santri di depan para wali santri. Tradisi ini dilaksanakan tiap nisfu sanah (pertengahan tahun ajaran) dan akhirussanah (akhir tahun),” jelas pengasuh pesantren, KH Muhammad Nasir, Kamis (13/12) malam.

 

NISFU SANAH DI PESANTREN AL ALIF: SANTRI DIUJI BACA KITAB GUNDUL
Peringatan Maulid Nabi dan Nisfu Sanah di Pondok Pesantren Al Alif Setro, Desa Tamanrejo Kecamatan Tunjungan, Blora.

 

Kyai Nasir memaparkan, tak hanya kitab kuning, para santri program tahfidz juga menjalani tes hafalan. Kitab yang dibaca para santri meliputi Mabadiul Fiqh sampai Abi Suja’. Sedangkan untuk kitab nahwu (tata bahasa arab), mulai dari Awamil hingga Alfiyah.

“Membaca kitab di depan wali santri, akan melatih mental santri tersebut,” imbuh Kyai Nasir.

Selain mahir membaca kitab, ujar Kyai Nasir, santri di Pesantren Al Alif juga dilatih kemampuan berwirausaha. Salah satu produk wirausaha karya santri di sini adalah kacang oven, dan makanan pesan antar bernama Dadakan Goreng alias Dagor.

“Dadakan goreng santri akan menerima pesanan katering, dan akan menjalin kerja sama dengan salah satu perusahaan online,” jelas Kyai Nasir.

Sementara itu, Wakil Bupati Blora Arief Rohman, dalam sambutannya mengapresiasi berbagai inovasi yang dilakukan pesantren ini. Di depan hadirin yang terdiri atas wali santri dan masyarakat umum, Arief mengajak mereka tak ragu menyekolahkan putra-putrinya di pesantren.

“Di pesantren juga ada lembaga pendidikan formalnya, yaitu SMK. Jadi, bagi para orang tua jangan rendah diri, jangan minder, pesantren kita sekarang telah berkembang pesat. Semoga tetap semangat mendukung putra-putrinya yang sedang mondok,” ucap Arief memotivasi. (hud)