fbpx

NOSTALGIA MINUMAN LEGENDA, TEMULAWAK DAN GULA ASEM!

Temulawak, minuman yang melegenda di kalangan masyarakat
Temulawak, minuman yang melegenda di kalangan masyarakat

Blora – Minuman Temulawak dan Gula Asem makin lama makin sulit dijumpai. Minuman dengan rasa buah yang sempat menjadi primadona di era ’90-an ini menyimpan kenangan mendalam bagi banyak orang.

“Itu dulu minuman favoritku, sejak SD sampai SMA. Yang paling ngangeni itu rasanya, nyegerin,” kenang salah satu penyuka Temulawak yang juga ketua Komunitas Seni dan Budaya (KSB) Blora, Catur, Kamis (08/11).

 

Temulawak, minuman yang melegenda di kalangan masyarakat
Temulawak, minuman yang melegenda di kalangan masyarakat

 

Catur menyarankan, jika ingin menikmati kesegaran Temulawak, dapat mencarinya di warung-warung yang ada di pedesaan. Di desa, minuman ini masih banyak dijual meski peminatnya tidaklah sebanyak tahun-tahun yang lalu.

Merespon saran itu, Bloranews.com segera menghimpun informasi dari beberapa sumber yang tinggal di kawasan pedesaan Blora. Di Kedungtuban dan Jati, minuman yang dikemas dalam botol tersebut masih dapat dijumpai.

“Di toko kelontong di perempatan Doplang masih ada yang jual. Selain itu, di warung Mbah Jas Bantengan juga ada,” ujar Mutia (27), penyuka Temulawak warga Dusun Dukuhan Desa Doplang, Kecamatan Jati.

Sementara itu, di Desa Trembulrejo Kecamatan Ngawen. Minuman ini dapat dijumpai di warung milik Warsi, warga setempat. Ternyata, harga minuman ini masih terjangkau.

 

 

“Harganya 1 gelas cantel ukuran besar hanya Rp. 1000. Selain itu, di sini juga jual rujak dan kerupuk sambal. Cemilan yang cocok dinikmati dengan segelas Es Temulawak,” ujar Warsi sambil promosi tipis-tipis.

Cerita yang sama dengan minuman Gula Asem. Minuman yang juga disajikan dalam kemasan botol ini, sama langkanya. Menurut beberapa penggemarnya, minuman dengan rasa manis asam tersebut, rasanya banyak berubah.

“Kalu dulu, minuman Gula Asem benar-benar asem. Sekarang, kadar asemnya udah berkurang,” ujar penyuka Gula Asem, Rofiq (28). Minuman itu didapatkannya dari sebuah warung bakso di kawasan pertigaan Peting, Desa Kutukan Kecamatan Randublatung.

Menurut Rofiq, merk dan kemasannya tidak banyak berubah. Sejak SMA, Gula Asam merupakan minuman favoritnya.

“Rasanya sangat mengesankan. Dulu, di era ’90-an, minuman ini bahkan sejajar dengan soft drink. Merknya masih sama, Putra Blora yang meskipun asemnya udah berkurang, tapi tetep seger,” pungkasnya. (hud)