fbpx

PASAR HEWAN BLORA TUTUP, PEDAGANG SAPI MENJERIT

Sepi, Pasar Pon (Pasar Hewan Blora) tutup.
Sepi, Pasar Pon (Pasar Hewan Blora) tutup.

Blora, BLORANEWS – Tutupnya pasar hewan (Pasar Pon, red) Kabupaten Blora mulai dikeluhkan para pedagang hewan. Pasalnya sudah hampir 2 bulan ini mereka tidak bisa jualan ternak di Blora. Para pedagang terpaksa harus hijrah ke luar Blora untuk menjual dan membeli Sapi. Harapannya, Pemerintah Kabupaten Blora hadir memberikan solusi dan membuka kembali pasar PON. Sehingga pasar PON kembali ramai.

Diketahui, akibat merebaknya PMK pasar PON Blora ditutup pada 10 Januari 2023 kemarin. Penutupan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran PMK pada hewan ternak sapi, kambing dan kerbau. Pasar Pon sendiri, merupakan gabungan dari pasar hewan dan pasar loak. Pasar yang terletak di Kelurahan Karangjati, Blora, itu buka setiap pasaran Pon (Pasaran Jawa, red).

Salah satu pedagang Sapi Blora, Bakri mengaku, pasar PON sudah tutup sejak 10 Januari hingga sekarang. Namun untuk pasar di luar Blora, seperti Pasar Wirosasi, Pamotan, Jatirogo Jatim, Padangan, dan lainnya tetap buka.

“Pasar tutup katanya ada PMK. Kalau sekarang mau tidak mau ya jual di luar Blora. Kalau ini terus dilakukan kasihan para pedagang,” terangnya.

Dia berharap Pasar PON Blora bisa dibuka kembali. Sehingga perekonmian di Pasar PON Blora bisa kembali bergeliat.

“Kalau seperti ini, pedagang sapi menjerit. Mau tidak mau jual di pasar luar Blora,” imbuhnya.

Selama pasar tutup, dirinya hanya bisa jual sapi sekitar 3-4 ekor saja. Berkurang 50 persen lebih.

“Mohon pasarnya dibuka. Pemerintah bisa keliling di wilayah lain, pasar hewan pada buka, kenapa disini tidak,” imbuhnya.

Senada dengan Bakri, pedagang Sapi lainnya Tri Sutam juga berharap Pasar PON jangan terlalu lama tutup. Sebab, lanjutnya, masyarakat sekitar pasar juga banyak yang cari penghidupan di pasar ini.

“Disini tiap kali buka ada ratusan sapi yang datang. Ekonomi berputar. Kalau seperti ini mandek,” jelasnya. 

Setelah tutup, dirinya dan pedagang lainnya sekarang jualan di luar Blora. Seperti Bojonegoro, Wirosari dan lainnya.

“Disana buka. Tidak kayak di Blora,” imbuhnya.

Sebenarnya di luar Blora banyak juga sapi yang sakit. Namun dari dinas terkait ada perhatian. Mulai dari vaksinasi maupun penyemprotan.

“Sebelum sapi masuk di vaksin dan diperiksa kesehatannya. Kalau sakit disuruh pulang, kembali,” tegasnya. 

Tiap pasaran ada petugasnya. Saat masih di armada diperiksa kesehatannya. Bagi yang sudah vaksin ada tandanya. Kalau belum vaksin mereka bawa surat kesehatan. Sehingga perekonomian tetap bisa berjalan.

“Jadi instansi terkait tutup tangan semua. Tidak seperti disini, pasar tutup,” tambahnya.

Menurutnya, tutup pasar bukan solusi terbaik. Dinas terkait bisa turun tangan. Kalau sakit ya harus diminta kembali. Saya tidak menyalahkan pemerintah. Kebijakan ya kebijakan tapi jangan saklek. Kini tidak ada kejelasan seperti ini.

“Yang jelas, para pedagang pada menjerit dengan tutupnya pasar hewan ini. Perputaran ekonomi mandek. Intinya di tutup monggo ditutup, tapi ya mikir para pedagang juga,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala DP4 Kabupaten Blora, Gundala Wejasena mengaku, pasar hewan memang masih di tutup. Sebab ditakutkan ada penularan penyakit. Namun apabila ada perintah buka dari atasan dia akan membukanya.

“Kita kekurangan petugas vaksin. Untuk itu kita gelar pelatihan relawan vaksin. Vaksinnya ada, tapi petugasnya yang kurang,,” terangnya.

Gundala menegaskan, tidak tahu sampai kapan penutupan ini. Yang jelas, pihaknya tidak berani membuka sebelum ada perintah. Apalagi, sampai saat ini ada penyakit baru jenis LSD. Vaksinnya juga belum ada.

“Setelah di vaksin PMK, kita tak berani vaksin LDS. Biasanya diobati saja. Banyak yang sudah sembuh,” tambahnya. (Kin)