Blora – Pembebasan lahan pembangunan Bendung Gerak Karangnongko di Kecamatan Kradenan ditargetkan selesai tahun ini. Sehingga proyek nasional yang dikerjakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Kementerian PUPR bisa dimulai tahun depan.
Bupati Blora, Arief Rohman berharap, proyek bisa berjalan sesuai harapan, menurutnya Mensesneg sudah bersurat untuk menuntaskan lahan. Rencana lahan masyaakat yang terdampak pembangunan akan dimintakna lahan pengganti di lahan KHDTK UGM sekitar 300 hektar.
“Konspepnya nanti dipindah. Bedol desa. Perumahan dipindah dengan segala penunjang sesuai yang ada di dsana,” terangnya.
Ada Lima Desa di Kecamatan Kradenan yang bakal terdampak Genangan pembangunan Bendung Gerak Karangnongko. yaitu Desa Ngrawoh, Nginggil, Nglebak, Megeri dan Mendenrejo.
“Kita ajak masyarakat untuk diskusi dan relokasi. Nanti jadi kawasan baru. baik perumahan yang dibangun oleh Dirgen Perumahan dan UGM. Konsep perumahan terkonsep. Lengkap seperti kondisi masyarakat yang ada seperti sekarnag. Mulai pekegiatan sosialnyas seperti apa, unjang kesehatan, tempat ibadah, perkonomiannya, termasuk air bersih, akses jalan dan lainnya,” tegasnya.
Diketahui, proyek ini telah ditetapkan menjadi proyek strategis nasional. Tercantum dalam Perpres nomor 79 Tahun 2019. Pekerjaan akan dilaksanakan Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.
Rencananya, proyek nasional Bendung Gerak Karangnongko ini akan membendung sungai Bengawan Solo. Memisahkan Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan, Blora dengan Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro. Ada sembilan pintu air yang bakal dibangun. Mengaliri lahan seluas 1.747 hektare untuk Blora dan 5.203 hektare untuk Kabupaten Bojonegoro.
Selain itu, Proyek Nasional ini bisa memenuhi kebutuhan air baku PDAM sekitar 2,15 juta meter kubik atau 100 liter per detik. Sebenarnya, desaind pekerjaan yang akan dilaksanakan Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo sudah jadi. Tinggal proses pembebasan lahan warga. Perhitungannya juga sudah selesai.
Untuk anggarannya mencapai Rp 2,5 Triliun. Bendung Gerak Karangnongko nantinya akan dibangun dengan tipe concrete gravity. Dengan daerah tangkapan seluas 10,03 KM2. Serta berdaya tampung efektif sebesar 59,1 juta m3. Infrastruktur tersebut diproyeksikan mampu memberikan pasokan Daerah Irigasi (DI) Karangnongko kanan (Kabupaten Bojonegoro) seluas 5.203 Ha dan D.I. Karangnongko kiri (Kabupaten Blora) seluas 1.747 Ha. (sub)