fbpx

PENANGGULANGAN KEKERINGAN TAK CUKUP HANYA DENGAN BANTUAN AIR BERSIH

Distibusi air bersih BPBD Blora ke sebuah desa terdampak kekeringan
Distibusi air bersih BPBD Blora ke sebuah desa terdampak kekeringan

Blora- Ratusan tanki air bersih telah didistribusikan BPBD Blora ke 146 desa pada 14 Kecamatan terdampak kekeringan. Namun, upaya ini dirasa lebih merupakan langkah darurat, ketimbang penanggulangan secara lebih tuntas.

 

Distibusi air bersih BPBD Blora ke sebuah desa terdampak kekeringan
Distibusi air bersih BPBD Blora ke sebuah desa terdampak kekeringan

 

“Dari 16 Kecamatan yang ada di Kabupaten Blora, hanya Kecamatan Todanan dan Kradenan yang aman dari kekeringan. Sejauh ini, langkah yang kita ambil baru mendistribusikan air ke desa terdampak,” ucap Kepala Pelaksana BPBD Blora, Sunanto, Rabu (11/09).

Menurut Sunanto, sebenarnya harus ada upaya lebih jauh untuk menanggulangi bencana kekeringan di Blora. Pasalnya, kekeringan merupakan ‘bencana tahunan’, apalagi tahun ini musim kemarau diprediksi akan berlangsung lebih lama.

Sunanto mencontohkan, seharusnya data peta kekeringan yang ada bisa menjadi acuan bagi dinas-dinas terkait untuk merumuskan langkah penanggulangan. Misalnya, dengan membuat sumur bor di desa yang kerap mengalami kekeringan.

“Misal di Gandu (Bogorejo), atau di Doplang (Jati). Desa-desa ini harusnya bisa menjadi pilot project. Karena sumber air berada di kawasan hutan, maka harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat supaya lebih firm,” ujarnya.

Di sisi lain, penanggulangan kekeringan juga harus ada tindakan konkret dari pemerintah desa setempat. Menurut Sunanto, pemerintah desa dapat mengupayakan penanggulangan kekeringan melalui keuangan desa.

“Di pemerintahan desa, sebenarnya ada mata anggaran untuk penanggulangan bencana. Nah, kekeringan ‘kan termasuk bencana. Ya kekeringan kan menjadi tanggung jawab kita bersama,” pungkasnya. (jyk)