Blora- Festival Bambangan Cakil 2020 yang di gelar Pemdes Pengkoljagong menjadi ajang pertukaran budaya nusantara. Salah satunya yakni budaya Siwaliparri atau tradisi gotong royong khas Mandar, Polewali Mandar Sulawesi Barat yang ditampilkan melalui Tari Sumanga’ Siwaliparri. Jumat (25/12).
“Tari Sumanga’ Siwaliparri digarap khusus untuk menggambarkan nilai-nilai tersebut. Dimana, terlihat jelas kerja sama antara suami dan istri. Ketika suami bekerja sebagai nelayan, si istri membantu mencari nafkah dengan menenun atau berjualan ikan.” ucap Ketua Sanggar Seni Sipatuo Mammesa, Muh Amin.
Selain budaya Mandar, dalam Festival Bambangan Cakil 2020 ditampilkan pula ragam budaya dari daerah lain. Seperti yang ditampilkan para penari dari Padepokan Nareswari Blora yang mempersempbahkan Tari Kembang Dugder Semarangan.
“Tarian ini, baik kostum, musik, maupun gerakannya terinspirasi dari budaya yang beragam. Yakni dari budaya Jawa, Tionghoa, dan Arab. Dugder sendiri merupakan tradisi di wilayah Semarang untuk menyambut Hari Besar Islam,” ungkap penari dari Padepokan Nareswari, Endik Guntaris.
Sementara itu, Kepala Desa Pengkoljagong, Sugiyono menilai beragamnya tarian yang ditampilkan akan membuktikan kekayaan budaya tari nusantara. Pihaknya berharap, para seniman dari masing-masing daerah membawa kenangan manis setelah mengikuti festival ini.
“Kita di sini dipersatukan melalui Seni Budaya. Kegiatan ini sekaligus misi pertukaran budaya. Desa Pengkoljagong terbuka lebar bagi teman-teman seniman. Mungkin di deoan panggung kita berkompetisi, tapi di belakang panggung kita saling merangkul dan saling bertukar budaya,” pungkasnya.
Sebagai informasi, dalam acara tersebut menampilkan pula Sanggar Tari Bledheg Branjangan dari Desa Dengok Utara Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur yang mempersembahkan tari Kridhaning Sang Raseksi, serta tim Akusara Art dari Surakarta dengan Tari berjudul Kiprah Ratu Sewi. (Jyk)