Kedungtuban- Banyaknya hama tikus di persawahan kawasan Desa Gondel Kecamatan Kedungtuban Kebupaten Blora membuat petani memasang jebakan beraliran listrik. Namun, hal ini justru mengancam keselamatan petani sendiri.

Seperti yang dialami Khoirur Rosyid (33) seorang petani yang tewas lantaran tersetrum jebakan listrik yang dipasangnya. Jebakan listrik bertegangan 440 volt tersebut merenggut nyawanya sekitar pukul 07.30 WIB pagi tadi, Minggu (08/12).
Menurut keterangan saksi mata, Jumadi (27) dan Anwar (60), korban terlihat dalam kondisi tergeletak di pematang sawahnya. Sawah tersebut merupakan aset desa yang disewa korban untuk ditanami tanaman padi.
Melihat korban dalam kondisi tergeletak, saksi segera memberi tahu warga setempat. Korban pun segera dibawa pulang, dan warga lainnya segera menghubungi kepolisian setempat. Proses otopsi pun dilakukan dengan melibatkan petugas medis dari puskesmas setempat.
Sementara, Kades Gondel, Suko Hadiwiyono menegaskan memasang jebakan tikus beraliran listrik merupakan langkah berbahaya, bahkan dapat berujung pidana. Pihaknya meminta para petani untuk menggunakan alternatif lain untuk menanggulangi wabah tikus.
“Jangan pakai jebakan listrik untuk menanggulangi tikus. Saya himbau warga untuk menggunakan cara lain seperti gopyokan (perburuan tikus tradisional). Jebakan listrik bisa sangat berbahaya, dan jika terkena manusia bisa diancam pidana,” himbaunya tegas.
Sebagai informasi, bukan kali ini saja jebakan tikus listrik yang dipasang di sawah memakan korban. Awal tahun lalu, pada Februari 2019, seorang warga di Desa Mojorembun Kecamatan Kradenan meregang nyawa saat mencari burung di sawah dan tersengat jebakan listrik bertegangan tinggi. (dwi)