fbpx
OPINI  

PILKADA ADALAH ARENA ADU GAGASAN

Kondisi ruas jalan Kamolan-Banjarejo
Kondisi ruas jalan Kamolan-Banjarejo

Memimpin Daerah  dengan luas 1820,59 KM² membentang dari kecamatan Jati hingga Bogorejo, dari Cepu hingga kunduran tentu bukan persoalan mudah.

Pemimpin birokrasi dengan Pegawai negeri sipil 7659 orang, menyamakan frekuensi berpikir ribuan orang tentu tidak semudah menyampaikan janji.

 

Kondisi ruas jalan Kamolan-Banjarejo
Kondisi ruas jalan Kamolan-Banjarejo

 

Di tahun 2019 terdapat 462773 Jiwa Angkatan kerja, Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.

Belum lagi 11,32% warga Blora merupakan warga miskin, rilis bappeda terakhir mengatakan terjadi lonjakan hingga 3% akibat pandemi covid-19. dan hanya 48,12% Jalan di Blora yang kondisinya baik, selebihnya rusak.

Berdasarkan data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Blora pada posisi darurat pembanguanan.

Sehingga membutuhkan narasi besar pembangunan dan ide segar untuk mempercepat laju pembangunan serta mencari solusi tantangan masa depan.

Pilkada 2020 merupakan momentum dimana pertarungan gagasan sebenarnya diperlukan untuk memilih mana terbaik buat kemajuan daerah.

Kandidat dalam pertarungan ini harus berupaya mencerdaskan rakyat dengan ide atau gagasan dengan narasi pembangunan bukan justru melakukan pembodohan dengan janji- janji yang tak akan pernah terbukti.

Partai politik mempunyai andil besar dalam hal ini, meskipun belum tampak narasi yang di bangun partai politik di kabupaten Blora. Partai politik merekomendasikan pasangan lebih tampak soal kans kemenangan bukan soal gagasan.

Penyelenggara pemilu harus berupaya keras memahamkan pemilih, bukan hanya soal baik buruknya kandidat semata tapi soal kemampuan membangun daerah sekaligus menghasilkan sosok kepemimpinan yang mumpuni melalui visi misi kandidat, jika ini tidak dilakukan justru pilkada akan menjadi momok demokrasi.

Blora memiliki potensi pertanian, peternakan bahkan perminyakan yang tidak banyak dimiliki daerah lain.

Pembangunan harus mempunyai titik tekan, jangan sampai bicara soal pembangunan pertanian namun alat pertanian berupa sawah di babat habis untuk diperjualbelikan sebagai lahan bisnis properti, jangan sampai bicara soal ekonomi kerakyatan namun namun pasar tradisional dikalahkan dengan mengeluarkan izin alfamart dan indomaret dimana-mana.

APBD Blora tidak banyak, jika tidak ada ide atau gagasan besar kayaknya mustahil pembangunan Blora akan mengalami loncatan.

Sekian wassalam..

 

Tentang Penulis : Ajir adalah Ketua cabang  Pergerakan Mahasiswa Indonesia Cabang Blora 2002.

 

*Opini di atas merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab Bloranews.